Sukabumi (ANTARA News) - Anggota Komisi VIII DPR RI, Desy Ratnasari mendukung progam Forum Barudak Kabupaten Sukabumi atau Forbumi yang membuat progam Serukan dengan kepanjangan Seribu Untuk Pendidikan.

"Progam ini sangat bagus untuk dikembangkan di Indonesia, karena melalui uang Rp1.000 jika dikumpulkan di setiap sekolah bisa membantu anak yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan, sehingga tidak ada yang putus sekolah," katanya kepada Antara di Sukabumi, Rabu.

Menurutnya, inplementasi progam Serukan yang digagas oleh anak-anak yang tergabung dalam Forbumi ini akan dibawa secara bertahap mulai dari tingkat kota/kabupaten, provinsi hingga nasional. Selain itu, melalui progam ini juga si anak yang mempunyai uang jajan lebih bisa disumbangkan atau disisihkan untuk anak yang kurang mampu sehingga melatih anak sejak dini untuk berbagi.

Selain itu, melalui progam juga ini bisa mendorong pencapaian kota layak anak dimana semua hak-hak anak terpenuhi seperti tumbuh kembang, pendidikan, bermain dan belajar anak itu sendiri. Maka dari itu, progam tersebut harur juga "ditangkap" oleh pemerintah daerah, karena melalui pengumpulan uang Rp1.000 ini diharapkan tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena kekurangan biaya.

"Sedikit demi sedikit jika progam berjalan dengan baik lancar dan mempunyai manajemen yang bagus, kami yakin ke depannya Kabupaten Sukabumi bisa menjadi pilot project pengentasan anak putus sekolah," katanya.

Sementara, Ketua Forbumi, Aditya mengatakan program Serukan ini maksud dan tujuannya untuk membantu anak anak lain yang tidak mampu bersekolah dan putus sekolah agar dapat melanjutkan sekolahnya kembali, apalagi anak adalah akar pembangunan, penerus pembangunan negara dan pemilik rumah masa depan.

Progam bea siswa mungkin terbatas, tetapi progam ini selain bisa membantu pemerintah juga yang terpenting tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena kemiskinan dan kekurangan biaya sehingga dengan terpaksa anak tersebut bekerja membantu orang tuanya mencari nafkah.

"Pendidikan adalah hak utama bagi anak, karena melalui pendidikan yang tinggi mampu membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga apalagi di era perdagangan bebas dan globalosasi seperti ini yang mengharusnya si anak mampu bersaing dengan orang lain baik dari dalam maupun luar negeri," tambahnya.