DPR terima surat Partai Golkar kubu Ancol
23 Desember 2015 16:54 WIB
Dokumentasi bekas Ketua DPR, Setya Novanto, mengikuti sidang paripurna ke-15 DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/12). Setelah resmi mudur dari jabatanya sebagai ketua DPR, Novanto mengikuti rapat paripurna sebagai anggota DPR. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto, mengatakan pimpinan DPR telah menerima surat dari Partai Golkar hasil Munas Jakarta alias Munas Ancol yang menunjuk Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai ketua DPR menggantikan Setya Novanto.
"Saat ini suratnya sudah ada, kemarin (Selasa, 22/12) saya lihat," kata Hermanto, di Gedung Nusantara III, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, surat itu harus dibahas dalam rapat pimpinan DPR namun saat ini sedang reses sehingga tidak mungkin dilakukan pembahasan sehingga dibahas setelah reses.
Dia menjelaskan, saat sidang paripurna pada Jumat (18/12), pimpinan DPR tidak membacakan surat tersebut karena pada saat disampaikan keduluan dengan pelaksanaan paripurna.
"Pada saat disampaikan sudah keduluan saat paripurna. Kami tidak proses bukan karena kami pilih kasih," ujarnya.
Dia menegaskan pimpinan DPR tidak bohong terkait surat pergantian ketua DPR, karena pada saat sidang paripurna (Jumat 18/12) hanya ada surat yang menyebutkan Ade Komaruddin menggantikan Setya Novanto sebagai ketua DPR.
Menurut dia, memang saat paripurna itu ada pihak yang interupsi namun surat yang masuk hanya menyebutkan pengganti Novanto adalah Komaruddin.
"Pimpinan DPR tidak bohong. Saat membacakan surat dari Fraksi Partai Golkar yang intinya menggantikan Novanto dengan Ade Komaruddin, hanya ada surat itu," katanya.
"Saat ini suratnya sudah ada, kemarin (Selasa, 22/12) saya lihat," kata Hermanto, di Gedung Nusantara III, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, surat itu harus dibahas dalam rapat pimpinan DPR namun saat ini sedang reses sehingga tidak mungkin dilakukan pembahasan sehingga dibahas setelah reses.
Dia menjelaskan, saat sidang paripurna pada Jumat (18/12), pimpinan DPR tidak membacakan surat tersebut karena pada saat disampaikan keduluan dengan pelaksanaan paripurna.
"Pada saat disampaikan sudah keduluan saat paripurna. Kami tidak proses bukan karena kami pilih kasih," ujarnya.
Dia menegaskan pimpinan DPR tidak bohong terkait surat pergantian ketua DPR, karena pada saat sidang paripurna (Jumat 18/12) hanya ada surat yang menyebutkan Ade Komaruddin menggantikan Setya Novanto sebagai ketua DPR.
Menurut dia, memang saat paripurna itu ada pihak yang interupsi namun surat yang masuk hanya menyebutkan pengganti Novanto adalah Komaruddin.
"Pimpinan DPR tidak bohong. Saat membacakan surat dari Fraksi Partai Golkar yang intinya menggantikan Novanto dengan Ade Komaruddin, hanya ada surat itu," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: