Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengingatkan organisasi kemasyarakatan tertentu di Bali untuk tidak mengulangi bentrokan karena pemerintah dan aparat keamanan tidak akan berdiam diri.

"Kalau memang terus menerus (bentrok), aparat keamanan dan pemerintah tidak akan tinggal diam," kata Pastika ditemui usai memimpin gelar pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru di Lapangan Renon, Denpasar, Rabu.


Belum lama ini organisasi massa kepemudaan di Bali bentrok fisik, yaitu Laskar Bali dan Baladika, yang juga menyinggung rasa keamanan di pulau yang sangat bersandar pada pariwisata itu. Keamanan salah satu syarat mutlak keberhasilan industri pariwisata.

Purnawirawan Polri dengan bintang tiga itu juga mengingatkan agar ormas tertentu agar menjaga keamanan di Pulau Dewata bukan malah merusak keamanan masyarakat.

"Tujuannya dibentuk itu (ormas) menjaga Bali supaya aman jangan bikin rusak sendiri jadi tidak aman, kesannya tidak baik," ucap Pastika, yang asli dari Kabupaten Buleleng itu.

Pihaknya juga akan melakukan evaluasi terhadap ormas yang kerap melakukan keributan dan apabila terbukti melanggar hukum, maka ia meminta aparat keamanan untuk menindak secara tegas.

"Kita evaluasi terus. Tentu saja bagi yang terbukti melanggar hukum harus ada tindakan yang tegas," ujarnya.

Pastika juga meminta agar petinggi ormas tersebut untuk bertemu secara resmi membicarakan perdamaian dan mengakhiri keributan yang menimbulkan korban jiwa.

"Para tokoh harus segera bertemu. Kita semua bersaudara, jangan persaudaraan itu rusak dengan hal sepele," kata Pastika.

Sebelumnya pada Kamis (17/12) terjadi bentrok di dalam Lapas Kerobokan yang diduga beberapa narapidana yang terlibat bentrok berasal dari dua ormas tertentu.

Akibatnya dua orang narapidana tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka. Puluhan narapidana lainnya yang terlibat bentok kemudian dipindahkan ke beberapa lapas di Bali.

Bentrokan di dalam lapas itu malah meluas hingga ke luar lapas yakni di Jalan Teuku Umar Denpasar yang mengakibatkan dua orang tewas.

Pascabentrokan, aparat kepolisian dan petugas gabungan menyisir penjara, dan ditemukan ratusan senjata tajam, tujuh pucuk senjata api jenis revolver, puluhan peluru, shabu-shabu seberat 200 gram, sekitar dua kilogram paket ganja kering, hingga satu pot tanaman ganja dan satu jenglot (boneka serupa manusia yang terkait dengan kebathinan).

Polisi kini telah menetapkan lima orang tersangka dari keributan di dalam lapas dan tiga orang tersangka yang menyerahkan diri dari kasus keributan di Jalan Teuku Umar, Denpasar.

Pada Selasa (22/12) dua ormas yakni Baladika dan Laskar Bali, menyerahkan ratusan senjata tajam beragam jenis kepada Kepolisian Resor Kota Denpasar.

Kepala Polresta Denpasar, Komisaris Besar Polisi Anak Agung Made Sudana, menyatakan, peristiwa serupa dengan mendamaikan kedua ormas telah tiga kali terjadi semenjak dia menjabat sebagai petinggi kepolisian setempat.

"Kita malu seperti ini hampir tujuh bulan saya sebagai kapolres, ini sudah tiga kali begini," ucapnya di Markas Polresta Denpasar, Selasa (22/12).