Jakarta (ANTARA News) - Pecatur muda putri Indonesia Shanti Nur Abidah bertekad meraih norma grandmaster wanita (GWM) dengan mengikuti Kejuaraan Catur ASEAN Japfa 2015 di Bekasi, Jabar.

"Ini kesempatan bagi saya meraih norma WGM, saya harus sukses di sini," kata Shanti yang masih berusia 15 tahun itu sebelum bertanding pada kejuaraan tersebut, Selasa.

Ditanya tentang kesiapan mentalnya, pecatur asal Jawa Tengah itu mengatakan tidak memungkiri ketegangan akan terjadi.

"Ini turnamen ASEAN pertama saya, tentu saya akan tegang, tapi saya akan berusaha mengusir ketegangan itu," kata peraih medali perunggu pada kejuaraan catur kelompok umur 2015 di Pattaya, Thailand.

Kejuaraan catur ASEAN ke-3 itu diikuti para pecatur dari lima negara yaitu tuan rumah Indonesia, Myanmar, Vietnam, Filipina dan Malaysia.

Setiap negara kecuali tuan rumah mengirimkan masing-masing dua atletnya, sedangkan tuan rumah Indonesia menurunkan empat atlet.

Selain Shanti, Indonesia menurunkan Amanda Suci Fitriani, Chelsie Monica Sihite dan Dewi AA Citra.

Sedangkan di putra diantaranya tampil pecatur top Indonesia Susanto Megaranto dan Sean Windshan.

"Ini kesempatan bagus bagi pecatur untuk bisa mendapatkan norma grandmaster," kata Wakil Ketua PB Percasi Eka Putra Wirya.

"Kenapa saya katakan begitu... karena pada kejuaraan ini tidak dihitung berdasarkan elo rating, tapi siapa pun yang bisa tampil menjadi juara tunggal, dia berhak mendapatkan norma," katanya.

"Tapi kejuaraan ini tidak menyiapkan norma bagi juara bersama (red.juara lebih dari satu orang," tambah Eka Putra Wirya.

Kejuaraan catur ASEAN 2015 itu berlangsung 22-30 Desember, dengan memainkan 11 babak pertandingan dengan sistem setengah kompetisi.

Selain ASEAN Woman, kategori lain yang dipertandingkan adalah ASEAN Open dan Challenge.

Pada ASEAN Open tampil pecatur putra Indonesia diantaranya Susanto Megaranto, Mohammad Lutfi Ali, Yoseph Taher dan Sean Windsan.

Kejuaraan catur tersebut dibuka oleh Wakil Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto.