KAI Purwokerto siagakan AMUS antisipasi kondisi darurat
21 Desember 2015 06:11 WIB
Ilustrasi. Pekerja melakukan perawatan sistem rem dan sistem pendingin ruangan pada gerbong kereta api kelas ekonomi, di Depo Kereta Poncol Semarang, Jateng, Senin (6/7/15). PT KAI menyiapkan sebanyak 15 rangkaian kereta api tambahan untuk angkutan Lebaran yang terdiri dari tujuh KA kelas eksekutif dan bisnis, satu KA ekonomi komersial, dan tujuh KA ekonomi subsidi (PSO). (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Purwokerto (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto, Jawa Tengah, menyiagakan alat material untuk siaga (AMUS) guna mengantisipasi kondisi darurat di jalur rel pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Selain itu, kami juga menempatkan 17 regu flying gang atau emergency response jalur rel. AMUS dan regu flying gang tersebut disiagakan di Stasiun Prupuk, Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo, dan Stasiun Sidareja," kata Manajer Komunikasi Perusahaan PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono di Purwokerto, Senin.
Dengan demikian, kata dia, regu "flying gang" beserta AMUS yang terdiri atas pasir, balas, dan bantalan kayu bisa segera digerakkan ke lokasi untuk menangani gangguan secara cepat jika terjadi kondisi darurat di jalur KA.
Ia mengatakan bahwa penyiagaan regu "flying gang" beserta AMUS itu dilakukan karena intensitas hujan di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto dalam beberapa pekan terakhir cenderung tinggi.
"Di wilayah kerja kami, masih terdapat sejumlah titik rawan longsor, rawan banjir, dan rawan ambles. Padahal, selama masa angkutan Nataru, frekuensi kereta yang melintas di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto meningkat dari 102 KA menjadi 108 KA per hari, sehingga kami berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadinya kondisi darurat demi kenyamanan penumpang," katanya.
Lebih lanjut, Surono mengatakan bahwa selain AMUS dan regu "flying gang", pihaknya juga menyiapkan empat gerbong "rescue" (NR) di Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, Stasiun Cilacap, dan Stasiun Kutoarjo.
Selain itu, kata dia, PT KAI Daop 5 Purwokerto juga menyiapkan lokomotif cadangan di Stasiun Purwokerto, Kroya, dan Kutoarjo guna mengantisipasi gangguan perjalanan KA akibat kerusakan lokomotif.
"Selain itu, kami juga menempatkan 17 regu flying gang atau emergency response jalur rel. AMUS dan regu flying gang tersebut disiagakan di Stasiun Prupuk, Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo, dan Stasiun Sidareja," kata Manajer Komunikasi Perusahaan PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono di Purwokerto, Senin.
Dengan demikian, kata dia, regu "flying gang" beserta AMUS yang terdiri atas pasir, balas, dan bantalan kayu bisa segera digerakkan ke lokasi untuk menangani gangguan secara cepat jika terjadi kondisi darurat di jalur KA.
Ia mengatakan bahwa penyiagaan regu "flying gang" beserta AMUS itu dilakukan karena intensitas hujan di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto dalam beberapa pekan terakhir cenderung tinggi.
"Di wilayah kerja kami, masih terdapat sejumlah titik rawan longsor, rawan banjir, dan rawan ambles. Padahal, selama masa angkutan Nataru, frekuensi kereta yang melintas di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto meningkat dari 102 KA menjadi 108 KA per hari, sehingga kami berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadinya kondisi darurat demi kenyamanan penumpang," katanya.
Lebih lanjut, Surono mengatakan bahwa selain AMUS dan regu "flying gang", pihaknya juga menyiapkan empat gerbong "rescue" (NR) di Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, Stasiun Cilacap, dan Stasiun Kutoarjo.
Selain itu, kata dia, PT KAI Daop 5 Purwokerto juga menyiapkan lokomotif cadangan di Stasiun Purwokerto, Kroya, dan Kutoarjo guna mengantisipasi gangguan perjalanan KA akibat kerusakan lokomotif.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: