Kapal listrik asal Turki tiba di Kupang
20 Desember 2015 02:23 WIB
Ilustrasi--Kapal Pembangkit Listrik PLN. Pekerja mengawasi Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) "Karadeniz Powership Zeynep Sultan" berkapasitas 120 Mega Watt (MW) di Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/12). Kapal tersebut berkapasitas 120 Megawatt (MW) buatan Turki tahun 2014 dan disewa PT PLN selama lima tahun untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di Gorontalo - Sulawesi Utara. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Kupang (ANTARA News) - Kapal listrik Karadeniz Powership Zeynep Sultan berbendera Turki dijadwalkan sandar di Pelabuhan Pelindo II Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu malam.
"Semula kapal dijadwalkan akan tiba di pelabuhan itu pada Sabtu pagi, namun bergeser beberapa jam karena cuaca gelombang di Laut Sawu menghadang pelayaran menuju Kupang, sehingga baru akan sandar malam ini," kata General Manager PT PLN Wilayah Richard Safkaur kepada wartawan, di Kupang Sabtu, malam.
Kapal ini, katanya mengangkut pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) sebesar 60 Megawatt (Mw), dan akan diinjeksikan melalui Gardu Induk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok.
Selanjutnya kata dia, disalurkan melewati transmisi 70 kV menuju Gardu Induk (GI) di Kelurahan Maulafa untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kota Kupang.
Kapal yang tiba di Kupang tersebut merupakan satu dari empat kapal yang disewa pemerintah Indonesia selama lima tahun untuk mengatasi krisis listrik di beberapa daerah termasuk di Kota Kupang dan sekitarnya.
"Saya telah berkoordinasi bersama General Manager PT Pelindo II, dan saat ini Pelindo sudah menyiapkan ruang bagi kapal untuk sandar. Semua kesiapan sudah oke seperti di site lahan pemipaan bahan bakar dan instalasi listrik," katanya.
Penempatan kapal listrik di Kupang menyusul krisis listrik terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
"Sampai Desember 2015, krisis listrik di Kupang belum berhasil diatasi kendati pemerintah telah membangun PLTU berkapasitas 2 x 16,5 Mw," katanya.
Saat ini katanya turbin PLTU Bolok mengalami kerusakan mengakibatkan PLN Kupang mengalami krisis daya listrik hingga 20 Mw pada malam hari, dan 10 Mw pada siang hari.
"Kerusakan turbin mengakibatkan daya mampu PLN Kupang anjlok hingga 34 Mw. Di sisi lain, kebutuhan daya listrik mencapai lebih dari 60 Mw.
Menurut dia, tambahan daya listrik sebesar itu diharapkan mengatasi krisis listrik yang terjadi di daerah ini, terutama saat perayaan Natal 2015 dan tahun baru 2016.
Sebelumbya bantuan tambahan pasokan listrik dari Jakarta dan Lhokseumawe untuk mengatasi krisis listrik di NTT saat ini, dipandang kurang mempuni, karena pemadaman bergilir hingga Sabtu malam, masih terus berlanjut.
Padahal mesin telah direlokasi dari Lhokseumawe dan Jakarta,diharapkan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek mengatasi pemadaman saat ini, dan memenuhi kebutuhan listrik untuk berbagai kegiatan sepanjang bulan Desember, khususnya perayaan Hari Natal dan Tahun Baru.
Dia mengatakan, sudah lebih dari tiga pekan ini, PLN melakukan pemadaman bergilir karena daya listrik yang dimiliki saat ini tidak mampu memasok kebutuhan listrik. Dia berharap perjalanan kapal yang membawa mesin 20 MW itu lancar.
Dan setelah tiba di Kupang, kata dia, pihaknya juga membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Dinas Perhubungan NTT, Syahbandar dan PT Pelindo Kupang, agar mendapat prioritas membongkar.
"Semula kapal dijadwalkan akan tiba di pelabuhan itu pada Sabtu pagi, namun bergeser beberapa jam karena cuaca gelombang di Laut Sawu menghadang pelayaran menuju Kupang, sehingga baru akan sandar malam ini," kata General Manager PT PLN Wilayah Richard Safkaur kepada wartawan, di Kupang Sabtu, malam.
Kapal ini, katanya mengangkut pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) sebesar 60 Megawatt (Mw), dan akan diinjeksikan melalui Gardu Induk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok.
Selanjutnya kata dia, disalurkan melewati transmisi 70 kV menuju Gardu Induk (GI) di Kelurahan Maulafa untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kota Kupang.
Kapal yang tiba di Kupang tersebut merupakan satu dari empat kapal yang disewa pemerintah Indonesia selama lima tahun untuk mengatasi krisis listrik di beberapa daerah termasuk di Kota Kupang dan sekitarnya.
"Saya telah berkoordinasi bersama General Manager PT Pelindo II, dan saat ini Pelindo sudah menyiapkan ruang bagi kapal untuk sandar. Semua kesiapan sudah oke seperti di site lahan pemipaan bahan bakar dan instalasi listrik," katanya.
Penempatan kapal listrik di Kupang menyusul krisis listrik terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
"Sampai Desember 2015, krisis listrik di Kupang belum berhasil diatasi kendati pemerintah telah membangun PLTU berkapasitas 2 x 16,5 Mw," katanya.
Saat ini katanya turbin PLTU Bolok mengalami kerusakan mengakibatkan PLN Kupang mengalami krisis daya listrik hingga 20 Mw pada malam hari, dan 10 Mw pada siang hari.
"Kerusakan turbin mengakibatkan daya mampu PLN Kupang anjlok hingga 34 Mw. Di sisi lain, kebutuhan daya listrik mencapai lebih dari 60 Mw.
Menurut dia, tambahan daya listrik sebesar itu diharapkan mengatasi krisis listrik yang terjadi di daerah ini, terutama saat perayaan Natal 2015 dan tahun baru 2016.
Sebelumbya bantuan tambahan pasokan listrik dari Jakarta dan Lhokseumawe untuk mengatasi krisis listrik di NTT saat ini, dipandang kurang mempuni, karena pemadaman bergilir hingga Sabtu malam, masih terus berlanjut.
Padahal mesin telah direlokasi dari Lhokseumawe dan Jakarta,diharapkan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek mengatasi pemadaman saat ini, dan memenuhi kebutuhan listrik untuk berbagai kegiatan sepanjang bulan Desember, khususnya perayaan Hari Natal dan Tahun Baru.
Dia mengatakan, sudah lebih dari tiga pekan ini, PLN melakukan pemadaman bergilir karena daya listrik yang dimiliki saat ini tidak mampu memasok kebutuhan listrik. Dia berharap perjalanan kapal yang membawa mesin 20 MW itu lancar.
Dan setelah tiba di Kupang, kata dia, pihaknya juga membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Dinas Perhubungan NTT, Syahbandar dan PT Pelindo Kupang, agar mendapat prioritas membongkar.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: