Jakarta (ANTARA News) - Ayah dan ibu perlu sehati dalam mendampingi anak yang dinyatakan terkena kanker oleh dokter, agar anak tersebut merasa nyaman dan terlindungi.

"Orang tua perlu menerima kenyataan tersebut dan kemudian saling bekerja sama untuk menghadapinya," kata Ketua Yayasan Anyo Indonesia Pinta Manullang Panggabean kepada Antaranews, di Jakarta, Sabtu.

Orang tua juga perlu mengumpulkan banyak informasi tentang kanker yang berada dalam tubuh si anak, sekaligus berusaha mencari tahu penanganannya secara medis.

Pinta mengatakan, yayasan yang memberi perhatian khusus kepada anak-anak penyandang kanker yang ia dirikan tersebut juga membuka pintu selebar-lebarnya untuk memberikan berbagai informasi mengenai kanker anak.

"Kami memiliki dua buku yang bisa menjadi rujukan bagi siapapun untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang kanker pada anak. Satu buku dari Kementerian Kesehatan," kata Pinta.

Selain itu, orang tua juga perlu membuka diri kepada pihak sekolah, orang tua murid lainnya dan lingkungan sosial dengan menginformasikan kondisi anaknya tersebut.

Yang tidak kalah penting adalah, kata dia, orang tua perlu kooperatif dengan tenaga medis yang menangani anaknya dalam menjalani sejumlah pemeriksaan.

"Misalnya pada kanker darah atau leukimia, kalau dokter meminta untuk biopsi atau mengambil jaringan darah dari sumsum tulang belakang, hendaklah orang tua mengikutinya. Jangan ditunda," kata Pinta.

Dengan penanganan sejak dini, anak-anak penyandang kanker memiliki kemungkinan untuk sembuh lebih besar, ketimbang kanker yang sudah memasuki stadium lanjut.

Pinta sendiri mendirikan yayasan yang menyediakan tempat tinggal sementara bagi keluarga anak penyandang kanker bernama "Rumah Anyo" tersebut, setelah kehilangan buah hatinya bernama Anyo yang terkena leukimia tujuh tahun lalu.

Meskipun keluarga perlu membayar Rp5.000 untuk menginap di "Rumah Anyo" per hari, Pinta tidak menutup pintu bagi keluarga anak penyandang kanker yang tidak mampu membayar biaya tersebut.