Nunukan (ANTARA News) - Sayur mayur asal Negeri Sabah Malaysia membanjiri Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara akibat tidak adanya pasokan dari Sulsel.
Sumiati, pedagang sayur mayur di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan, Jumat mengutarakan, seluruh sayur mayur yang dijual pedagang di daerah itu berasal dari Tawau Negeri Sabah.
Banjirnya bahan pokok impor di wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan akibat tidak adanya pasokan dari Sulsel sejak dua pekan lalu.
Ia menyatakan, pedagang di daerah itu tidak berminat memasok sayur mayur asal Sulsel karena harganya cukup tinggi dibandingkan dengan sayur mayur asal negeri jiran itu.
Sumiati mengatakan jenis sayur mayur yang terpaksa didatangkan dari Malaysia adalah tomat, kubis, sawi, kangkung, wortel, kentang dan lain-lainnya yang selama lebih banyak didatangkan dari Sulsel.
Harga sayur mayur asal Sulsel harganya mencapai Rp14.000-Rp15.000 per kilo gram sementara dari Malaysia hanya Rp10.000 per kilo gram, kata dia.
Pedagang lainnya bernama Ani menyatakan hal yang sama bahwa berbagai jenis sayur mayur asal Malaysia kembali membanjiri pasaran di Kabupaten Nunukan karena tidak adanya pasokan dari Sulsel sejak dua pekan terakhir.
"Jadi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk sayur mayur masyarakat setempat maka pengusaha mendatangkan dari Tawau (Malaysia) karena tidak ada pasokan dari Sulawesi (Selatan)," ujar Ani.
Ia menambahkan, harga sayur mayur di daerah itu terkesan mengalami penurunan karena harga dari pengusaha Malaysia yang memasok ke daerah itu juga dengan harga yang murah.
Sayur mayur Malaysia banjiri Nunukan
18 Desember 2015 16:20 WIB
Pedagang memilah cabai sebelum dijual di Pasar Inhutani, Kabupaten Nunukan, Kaltara. (ANTARA FOTO/M Rusman)
Pewarta: M Rusmaan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: