Sebagian wisatawan mancanegara justru nikmati aktivitas Gunung Bromo
18 Desember 2015 16:04 WIB
Gunung Bromo menyemburkan material vulkanis terlihat dari Pos Pantau Pengamatan Gunung Api Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (18/12). Walaupun berstatus siaga, Gunung Bromo tetap dibuka untuk kunjungan wisatawan dengan radius di atas 2,5 kilometer dari bibir kawah, serta dilarang mengunjungi lautan pasir maupun padang savana. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Probolinggo (ANTARA News) - Peningkatan aktivitas Gunung Bromo yang mengalami erupsi dengan status siaga tak menyurutkan kunjungan wisatawan mancanegara ke gunung setinggi 2.392 meter di atas permukaan air laut tersebut.
"Kami sudah mendengar tentang aktivitas Gunung Bromo, tapi itu tak masalah," ujar salah seorang wisatawan mancanegara asal Belanda, Meika, ketika ditemui di Dusun Cemara Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Jumat.
Meika yang datang bersama lima rekannya tersebut, mengaku tidak takut untuk mengunjungi Gunung Bromo meski statusnya dalam keadaan siaga dan kepulan asap keluar dari kawah.
Ia bahkan menilai sebuah fenomena eksotis yang jarang dijumpainya ketika berkunjung ke wisata-wisata pegunungan lainnya di Negara manapun.
"Saya tidak takut ke sini, dan lihatlah pemandangannya sangat eksotis. Sebuah gunung yang indah," ucapnya.
Hal senada disampaikan Mike, rekan senegaranya yang juga mengaku tak takut berwisata ke Gunung Bromo.
"Kami tahu sedang ada aktivitas di Bromo, tapi kami juga paham aturannya. Tidak apa-apalah meski tidak sampai ke sana," ucapnya sembari menunjuk ke arah kawah kaldera.
Sementara itu, salah seorang pedagang di titik Cemara Lawang Jaus, mengaku pendapatan per harinya menurun saat penetapan status siaga dan kawasan di area 2,5 kilometer dari kawah ditutup.
"Kalau dulu pendapatan per hari bisa Rp100 ribu ke atas, tapi sekarang Rp50-60 ribu setiap hari," ujar pedagang makanan dan minuman yang memiliki warung tenda sederhana itu.
Tokoh masyarakat Desa Ngadisari, Supoyo, mengakui adanya penurunan dari pendapatan pedagang maupun pemilik jasa tunggang kuda akibat erupsi Bromo.
Kendati demikian, ia menjamin bahwa keadaan di luar jarak ditentukan tidak ada masalah dan pengunjung bisa kapanpun datang melihat keindahan gunung yang namanya populer di dunia pariwisata tersebut.
"Masyarakat sekitar juga masih beraktivitas seperti biasanya. Masyarakat juga tahu seluk-beluk Gunung Bromo sehingga sudah diantisipasi dan mereka percaya bahwa ini bukan bencana. Silakan siapa saja berkunjung," kata anggota DPRD Kabupaten Probolinggo itu.
"Kami sudah mendengar tentang aktivitas Gunung Bromo, tapi itu tak masalah," ujar salah seorang wisatawan mancanegara asal Belanda, Meika, ketika ditemui di Dusun Cemara Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Jumat.
Meika yang datang bersama lima rekannya tersebut, mengaku tidak takut untuk mengunjungi Gunung Bromo meski statusnya dalam keadaan siaga dan kepulan asap keluar dari kawah.
Ia bahkan menilai sebuah fenomena eksotis yang jarang dijumpainya ketika berkunjung ke wisata-wisata pegunungan lainnya di Negara manapun.
"Saya tidak takut ke sini, dan lihatlah pemandangannya sangat eksotis. Sebuah gunung yang indah," ucapnya.
Hal senada disampaikan Mike, rekan senegaranya yang juga mengaku tak takut berwisata ke Gunung Bromo.
"Kami tahu sedang ada aktivitas di Bromo, tapi kami juga paham aturannya. Tidak apa-apalah meski tidak sampai ke sana," ucapnya sembari menunjuk ke arah kawah kaldera.
Sementara itu, salah seorang pedagang di titik Cemara Lawang Jaus, mengaku pendapatan per harinya menurun saat penetapan status siaga dan kawasan di area 2,5 kilometer dari kawah ditutup.
"Kalau dulu pendapatan per hari bisa Rp100 ribu ke atas, tapi sekarang Rp50-60 ribu setiap hari," ujar pedagang makanan dan minuman yang memiliki warung tenda sederhana itu.
Tokoh masyarakat Desa Ngadisari, Supoyo, mengakui adanya penurunan dari pendapatan pedagang maupun pemilik jasa tunggang kuda akibat erupsi Bromo.
Kendati demikian, ia menjamin bahwa keadaan di luar jarak ditentukan tidak ada masalah dan pengunjung bisa kapanpun datang melihat keindahan gunung yang namanya populer di dunia pariwisata tersebut.
"Masyarakat sekitar juga masih beraktivitas seperti biasanya. Masyarakat juga tahu seluk-beluk Gunung Bromo sehingga sudah diantisipasi dan mereka percaya bahwa ini bukan bencana. Silakan siapa saja berkunjung," kata anggota DPRD Kabupaten Probolinggo itu.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: