Golkar dinilai tegang lagi setelah Setya Novanto mundur
17 Desember 2015 15:20 WIB
Ilustrasi - Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR Surahman Hidayat bersama para Wakil Ketua Junimart Girsang, Sufmi Dasco Ahmad dan Kahar Muzakir menunjukkan surat pengunduran diri Ketua DPR Setya Novanto dalam sidang putusan pelanggaran kode etik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/12/15). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Kupang, NTT (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang memprediksi, Partai Golkar akan mengalami ketegangan baru pascamundurnya Setya Novanto dari Ketua DPR.
"Saya melihat, Golkar akan mengalami ketegangan lagi untuk menentukan pengganti Setya Novanto, setelah mundur dari kursi Ketua DPR," kata Atang, di Kupang, Kamis.
Novanto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua DPR periode 2014-2019.
Surat pengunduran diri Novanto diberikan melalui Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Sufmi Dasco Ahmad, Rabu malam (16/12).
Menurut Atang, dualisme yang melilit Golkar akan menjadi lahan rebutan, antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie untuk menentukan siapa yang layak menggantikan Novanto dari kubunya masing-masing.
"Saya melihat, Golkar akan mengalami ketegangan lagi untuk menentukan pengganti Setya Novanto, setelah mundur dari kursi Ketua DPR," kata Atang, di Kupang, Kamis.
Novanto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua DPR periode 2014-2019.
Surat pengunduran diri Novanto diberikan melalui Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Sufmi Dasco Ahmad, Rabu malam (16/12).
Menurut Atang, dualisme yang melilit Golkar akan menjadi lahan rebutan, antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie untuk menentukan siapa yang layak menggantikan Novanto dari kubunya masing-masing.
Pewarta: Benardus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: