Jakarta (ANTARA News) - Para blogger punya etika sendiri ketika menerima tawaran untuk mempromosikan sebuah barang atau jasa.

Fashion blogger Diana Rikasari hanya mau memilih barang yang cocok dengan gaya busananya yang berwarna-warni dan ceria.

"Jadi harus jujur, tidak menjadi 'korban' karena dibayar jadi bilang bagus," ujar blogger yang dinobatkan sebagai Top Fashion Influencer Indonesia di ajang Influence Asia 2015.

Pemilik brand sepatu "Up" itu mengaku tidak memilih-milih merek berdasarkan harga produknya. Penulis "88 Love Life" itu mau mengiklankan barang premium atau murah selama sejalan dengan gayanya.

"Karena menurutku fashion is for everyone," imbuh blogger yang mulai mengunggah berisi video fashion dan entertainment dalam channel YouTube sejak sebulan lalu.

Para pembaca pun biasanya menanggapi positif tulisan dan foto-foto Diana yang berhubungan dengan produk atau jasa tertentu.

"Karena kalau aku mention barang endorsement itu jadi salah satu sumber informasi, knowledge brand pembaca jadi bertambah," pungkas Diana yang memiliki 197.000 pengikut di Instagram.

Senada dengan Diana, blogger Puteri Hasanah Karunia yang biasa dipanggil Utie juga selektif saat mempromosikan sebuah produk.

"Karena kita personal branding, harus mengikuti signature yang kita punya," ujar hijaber, menambahkan dia memiliki gaya busana simpel dengan sentuhan warna "earthy".

Untuk produk perawatan kulit, Utie harus mencobanya terlebih dahulu agar bisa mengungkapkan opininya secara jujur.

Biasanya, tulisan mengenai perawatan kulit mengundang komunikasi dua arah dari para pembaca yang banyak bertanya soal produk tersebut padanya.

Utie selalu mengemas promosinya dengan caranya sendiri agar lebih enak dibaca.

"Aku tidak terima paid promote yang mengiklankan dengan caption dari dia (pengiklan)," kata Utie.

Dia menambahkan, semua orang dari berbagai bidang pekerjaan dapat menjadi "influencer" selama menyukai profesinya dan memiliki jaringan luas.

Promosi suatu barang atau jasa lewat blogger menjadi alternatif periklanan yang biasanya hanya mengandalkan metode klasik seperti media massa.

"Sekarang dunia digital meningkat, influence di dunia online semakin tinggi," kata Marcella Leonita, Marketing Manager Orori Indonesi kepada Antara News.

Pihaknya turut serta mengundang para blogger yang memiliki basis pembaca besar untuk menjangkau lebih banyak pasar.

"Kalau blogger followernya banyak, dan mereka lebih mau mengikuti blogger ini," ujar dia.