Selama ini belum ada arena keolahragaan dan sarana pendukungnya --hotel/penginapan, bandara, terminal bus, dan lain-lain-- bertaraf internasional di Blitar, sementara waktu tersisa untuk menyelenggarakan Asian Games 2018 tinggal 30 bulan lagi.
"Itu masih ide awal, saya berpikir pembukaan Asian Games dari Blitar. Gerakan semangat kegiatan itu dimulai dari Blitar," katanya, setelah ziarah di makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, Rabu.
Satu-satunya momen di mana Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games adalah pada 1962. Nahrawi membandingkan dengan masa kepemimpinan Soekarno saat itu, yang juga memiliki sisa waktu tiga tahun.
"Itu masih ide awal, saya berpikir pembukaan Asian Games dari Blitar. Gerakan semangat kegiatan itu dimulai dari Blitar," katanya, setelah ziarah di makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, Rabu.
Satu-satunya momen di mana Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games adalah pada 1962. Nahrawi membandingkan dengan masa kepemimpinan Soekarno saat itu, yang juga memiliki sisa waktu tiga tahun.
Di banding saat itu, tantangan masa kini jelas jauh berbeda. Hal anggaran ada di tangan DPR dan saat Bung Karno berkuasa, semangat revolusi dan visi menjadikan Indonesia sebagai poros dunia benar-benar merata di segala lini dan didukung penuh semua kalangan.
Dukungan salah satu blok dunia saat itu, Uni Soviet, juga kontan dan nyata. Monumen penandanya adalah Stadion Gelora Bung Karno dan kompleks olahraga di Senayan.
Nahrawi menegaskan, persiapan untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 maksimal dilakukan. Ia ingin kompetisi itu sukses dan berhasil.
Ia pun mengaku akan sangat malu, terutama kepada mendiang Bung Karno jika Asian Games 2018 tidak berhasil.
Kondisi apartemen atlet di dekat Hotel Century, Senayan, umpamanya. Cat-cat mengelupas di sana-sini, balkon-balkon kamar apartemen itu juga banyak yang tidak layak lagi. Semuanya terlihat jelas dari jalan raya.