Pesawat koalisi pimpinan Arab Saudi langgar gencatan senjata di Yaman
16 Desember 2015 08:27 WIB
Militan loyalis pemerintah Yaman diasingkan mengendarai tank yang mereka sita dari militer Houthi di pusat kota Taiz, Senin (17/8). Mereka bertempur hingga ke tengah kota kemarin, menurut aparat setempat, mendesak mundur milisi Houthi dari kota terbesar ketiga di Yaman. (REUTERS/Stringer)
Sana'a (ANTARA News) - Beberapa pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi dilihat warga lokal terbang di wilayah udara Sana'a pada Rabu pagi, menandai pelanggaran pertama terhadap gencatan senjata rapuh yang diumumkan sehari sebelumnya.
Suara pesawat yang terbang selama 15 menit itu dapat didengar dengan jelas oleh semua warga. Banyak warga melapor mereka melihat beberapa jet pada saat yang sama.
Tak ada respons dari senjata anti-pesawat tempur, yang berada dalam kekuasaan kelompok gerilyawan Syiah Al-Houthi.
Petinggi Houthi Hamid Al-Bukhaity mengatakan kelompoknya tidak akan menembaki pesawat tempur tersebut, kelompoknya akan mematuhi gencatan senjata.
Sementara itu, para pejabat dan warga Provinsi Taiz di bagian barat-daya negeri tersebut menuduh petempur Houthi membunuh tujuh warga dan melukai sembilan orang lagi dalam pengeboman yang menurut mereka terjadi terus secara sporadis sejak gencatan senjata berlaku Selasa tengah hari sampai Rabu pagi.
Para pejabat dan saksi mata mengkonfirmasi bahwa anggota milisi Houthi masih mengepung Taiz kendati ada gencatan senjata, menghalangi masuknya pasokan air dan keperluan medis ke wilayah itu,.
Belum ada komentar dari kelompok Houthi mengenai hal tersebut.
Beberapa saksi mata dan pengamat di Taiz mengatakan pengeboman Houthi tersebut ditanggapi oleh pasukan pro-pemerintah.
Masih pada Rabu pagi, para pejabat dan warga desa Al-Mazarik di Provinsi Al-Jouf, bagian timur-laut Yaman, mengatakan anggota milisi Houthi menembakkan senjata artileri dan tank ke distrik itu saat mereka bergerak menuju kamp militer yang dikuasai pemerintah, An-Nasr, tampaknya dalam upaya untuk menguasainya.
Mereka mengatakan pasukan pemerintah melepaskan tembakan balasan untuk memukul mundur gerilyawan yang bergerak maju.
Pada Selasa malam (15/12), beberapa sumber militer mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa gerilyawan Houthi dan pasukan yang setia kepada pemerintah di Provinsi Marib di bagian utara negeri tersebut bentrok selama 15 menit setelah dimulainya gencatan senjata.
Bentrokan juga terjadi antara pasukan yang berperang di Taiz, merenggut korban jiwa di pihak sipil di daerah itu menurut warga setempat.
Pertempuran juga berkecamuk di Provinsi Lahj di Yaman Selatan di dekat Taiz pada Selasa sore menurut beberapa sumber lokal.
Gencatan senjata tujuh-hari diberlakukan pada Selasa siang antara pasukan Pemerintah Yaman, yang didukung Arab Saudi, dan gerilyawan Syiah Al-Houthi di seluruh provinsi yang dilanda pertempuran di negeri tersebut.
Gencatan senjata itu diberlakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembicaraan perdamaian ditaja Perserikatan Bangsa-Bangsa di Swiss antara kedua pihak yang berperang, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Suara pesawat yang terbang selama 15 menit itu dapat didengar dengan jelas oleh semua warga. Banyak warga melapor mereka melihat beberapa jet pada saat yang sama.
Tak ada respons dari senjata anti-pesawat tempur, yang berada dalam kekuasaan kelompok gerilyawan Syiah Al-Houthi.
Petinggi Houthi Hamid Al-Bukhaity mengatakan kelompoknya tidak akan menembaki pesawat tempur tersebut, kelompoknya akan mematuhi gencatan senjata.
Sementara itu, para pejabat dan warga Provinsi Taiz di bagian barat-daya negeri tersebut menuduh petempur Houthi membunuh tujuh warga dan melukai sembilan orang lagi dalam pengeboman yang menurut mereka terjadi terus secara sporadis sejak gencatan senjata berlaku Selasa tengah hari sampai Rabu pagi.
Para pejabat dan saksi mata mengkonfirmasi bahwa anggota milisi Houthi masih mengepung Taiz kendati ada gencatan senjata, menghalangi masuknya pasokan air dan keperluan medis ke wilayah itu,.
Belum ada komentar dari kelompok Houthi mengenai hal tersebut.
Beberapa saksi mata dan pengamat di Taiz mengatakan pengeboman Houthi tersebut ditanggapi oleh pasukan pro-pemerintah.
Masih pada Rabu pagi, para pejabat dan warga desa Al-Mazarik di Provinsi Al-Jouf, bagian timur-laut Yaman, mengatakan anggota milisi Houthi menembakkan senjata artileri dan tank ke distrik itu saat mereka bergerak menuju kamp militer yang dikuasai pemerintah, An-Nasr, tampaknya dalam upaya untuk menguasainya.
Mereka mengatakan pasukan pemerintah melepaskan tembakan balasan untuk memukul mundur gerilyawan yang bergerak maju.
Pada Selasa malam (15/12), beberapa sumber militer mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa gerilyawan Houthi dan pasukan yang setia kepada pemerintah di Provinsi Marib di bagian utara negeri tersebut bentrok selama 15 menit setelah dimulainya gencatan senjata.
Bentrokan juga terjadi antara pasukan yang berperang di Taiz, merenggut korban jiwa di pihak sipil di daerah itu menurut warga setempat.
Pertempuran juga berkecamuk di Provinsi Lahj di Yaman Selatan di dekat Taiz pada Selasa sore menurut beberapa sumber lokal.
Gencatan senjata tujuh-hari diberlakukan pada Selasa siang antara pasukan Pemerintah Yaman, yang didukung Arab Saudi, dan gerilyawan Syiah Al-Houthi di seluruh provinsi yang dilanda pertempuran di negeri tersebut.
Gencatan senjata itu diberlakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembicaraan perdamaian ditaja Perserikatan Bangsa-Bangsa di Swiss antara kedua pihak yang berperang, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: