Indonesia semarakkan festival kuliner Mesir
14 Desember 2015 23:53 WIB
ilustrasi Salah satu bentuk dan penyusunan nasi tumpeng. Nasi yang biasanya diberi pewarna kuning dari kunyit dibentuk menjadi gunungan dan diimbuhi berbagai lauk-pauk dan pelengkap lain. Komposisi dan jenis penyusun sangat fleksibel tergantung pada selera dan hal-hal lain. (warungmarga.com)
Kairo (ANTARA News) - Kuliner Indonesia menyemarakkan Festival Kuliner Internasional (World Cooking Festival) di Kairo untuk memperkenalkan masakan khas Indonesia di manca negera.
Chef Eduard Roesdi, warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Belanda dalam festival itu menampilkan masakan nasi kebuli dengan acar, ayam bakar kecap dengan sambal matah dan klappertaart, kata Kepala Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KBRI Kairo, Lauti Nia Astri Sutedja di Kairo, Senin.
Disebutkan, Chef Eduard Roesdi, anggota diaspora Indonesia di Belanda dari "Indonesia Satu", sebuah kelompok pecinta dan profesional di bidang gastronomi Indonesia di negeri kincir angin tersebut.
"Keikutsertaan Indonesia dalam festival itu sebagai salah satu upaya untuk lebih mengenalkan khazanah kuliner Indonesia pada publik Mesir," ujarnya.
Selain Indonesia, dalam festval kuliner yang diprakarsai mingguan wanita "Nisf El Donia" pada 12 Desember tersebut diikuti pula Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Maroko, Meksiko, Swiss, Italia, Prancis, Tiongkok, dan Lebanon.
Para pengunjung antusias menikmati kuliner hasil racikan Chef Eduard Roesdi tersebut.
Beragam pertanyaan muncul saat para pengunjung menikmati makanan yang disajikan, mulai dari bumbu hingga cara pengolahannya.
Para undangan merasakan kepuasan tersendiri, karena dibawa melanglang buana ke berbagai penjuru dunia melalui kuliner antar bangsa.
Di samping kuliner, anjungan Indonesia juga menampilkan beragam brosur wisata yang ditulis dalam bahasa Arab dan Inggris untuk dibagikan gratis kepada pengunjung.
Di penghujung acara, para chef yang tampil termasuk Chef Eduard Roesdi mendapatkan penghargaan khusus dari penyelenggara.
Dalam perbincangan antara Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi dan tim "Indonesia Satu" muncul pemikiran perlunya mapping tenaga ahli kuliner Indonesia yang tersebar di mancanegara secara menyeluruh sebagai bagian upaya pengenalan Indonesia.
"Pihak-pihak pemangku berkepentingan di pusat Jakarta perlu memperhatikan karakteristik setiap wilayah dan bangsa di dunia, untuk proyeksi dan lebih terarahnya promosi wisata dan kuliner Indonesia," ujar Dubes Nurfaizi.
Chef Eduard Roesdi, warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Belanda dalam festival itu menampilkan masakan nasi kebuli dengan acar, ayam bakar kecap dengan sambal matah dan klappertaart, kata Kepala Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KBRI Kairo, Lauti Nia Astri Sutedja di Kairo, Senin.
Disebutkan, Chef Eduard Roesdi, anggota diaspora Indonesia di Belanda dari "Indonesia Satu", sebuah kelompok pecinta dan profesional di bidang gastronomi Indonesia di negeri kincir angin tersebut.
"Keikutsertaan Indonesia dalam festival itu sebagai salah satu upaya untuk lebih mengenalkan khazanah kuliner Indonesia pada publik Mesir," ujarnya.
Selain Indonesia, dalam festval kuliner yang diprakarsai mingguan wanita "Nisf El Donia" pada 12 Desember tersebut diikuti pula Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Maroko, Meksiko, Swiss, Italia, Prancis, Tiongkok, dan Lebanon.
Para pengunjung antusias menikmati kuliner hasil racikan Chef Eduard Roesdi tersebut.
Beragam pertanyaan muncul saat para pengunjung menikmati makanan yang disajikan, mulai dari bumbu hingga cara pengolahannya.
Para undangan merasakan kepuasan tersendiri, karena dibawa melanglang buana ke berbagai penjuru dunia melalui kuliner antar bangsa.
Di samping kuliner, anjungan Indonesia juga menampilkan beragam brosur wisata yang ditulis dalam bahasa Arab dan Inggris untuk dibagikan gratis kepada pengunjung.
Di penghujung acara, para chef yang tampil termasuk Chef Eduard Roesdi mendapatkan penghargaan khusus dari penyelenggara.
Dalam perbincangan antara Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi dan tim "Indonesia Satu" muncul pemikiran perlunya mapping tenaga ahli kuliner Indonesia yang tersebar di mancanegara secara menyeluruh sebagai bagian upaya pengenalan Indonesia.
"Pihak-pihak pemangku berkepentingan di pusat Jakarta perlu memperhatikan karakteristik setiap wilayah dan bangsa di dunia, untuk proyeksi dan lebih terarahnya promosi wisata dan kuliner Indonesia," ujar Dubes Nurfaizi.
Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: