Jakarta (ANTARA News) - Twitter mengeluarkan peringatan kepada sejumlah pengguna mengenai kemungkinan serangan peretas yang berusaha mendapatkan data sensitif dari akun mereka.

Namun pemberitahuan dari Twitter menyatakan bahwa tidak ada indikasi para peretas telah memperoleh data dari "akun-akun kelompok kecil" yang menjadi sasaran.

Twitter juga tidak memberikan informasi tambahan mengenai serangan atau kemungkinan tersangkanya menurut penyelidikan mereka.

Peringatan tersebut merupakan pemberitahuan terbaru perusahaan di tengah kekhawatiran tentang serangan siber yang menyasar lembaga-lembaga pemerintah, industri dan media.

Situs berita teknologi Motherboard dan Financial Times sebelumnya dilaporkan telah menerima peringatan dari Twitter.

Organisasi nirlaba Coldhak menerima pemberitahuan dari Twitter Jumat lalu. Pemberitahuan itu menyebutkan bahwa para peretas mungkin mencoba mendapat informasi seperti alamat email, alamat IP, dan/atau nomor telepon.

Akun Twitter Coldhak, @coldhakca, memposting ulang kicauan sejumlah pengguna yang melaporkan bahwa mereka juga menerima peringatan dari Twitter. Belum diketahui alasan Coldhak dan pengguna lainnya mendapatkan pemberitahuan tersebut.

Colin Childs, salah satu direktur pendiri Coldhak, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa "tidak ada dampak nyata dari serangan ini".

Google dan Facebook juga sudah mulai mengeluarkan peringatan kepada pengguna yang mungkin akan menjadi target serangan siber, demikian kantor berita Reuters.