Presiden Sidang Majelis Umum PBB sambut pengesahan kesepakatan iklim
13 Desember 2015 12:32 WIB
Ratusan aktivis lingkungan hidup mengatur tubuh mereka membentuk pesan harapan dan kedamaian di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, Minggu (6/12), saat Konferensi Perubahan Iklim Dunia 2015 (COP21) berlanjut di Le Bourget dekat ibu kota Prancis. (REUTERS/Benoit Tessier)
PBB, New York (ANTARA News) - Presiden Sidang Majelis Umum PBB Mogens Lykketoft pada Sabtu (12/12) menyambut baik pengesahan Kesepakatan Paris untuk menangani perubahan iklim.
Ia mengatakan, "Kesepakatan ini kembali menegaskan nilai multilateralisme dalam menangani tantangan global."
Ia "menyambut baik pengesahan Kesepakatan Paris dalam Conference of Parties (COP21) Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim", demikian antara lain isi pernyataan yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, New York, AS, oleh juru bicaranya.
"Kesepakatan hari ini mengisyaratkan kebangkitan kembali umat manusia saat kita secara bersama menghadapi tantangan global mengenai perubahan iklim dan mengupayakan peralihan ke cara hidup yang lebih berkelanjutan yang menghormati keperluan rakyat dan planet kita," kata pernyataan tersebut.
Kesepakatan Paris mengenai Perubahan Iklim, yang bersejarah, akhirnya disahkan pada Sabtu oleh 196 Pihak dari Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) selama COP21, dengan Prancis sebagai tuan rumah.
Kesepakatan baru itu terdiri dari 31 halaman dengan 29 pasal, termasuk sasaran, peringanan, penyesuaian diri, kerugian dan kerusakan, keuangan, pembangunan dan alih teknologi, pembangunan kemampuan dan transparansi aksi serta dukungan.
Atas dasar kesetaraan dan tanggung jawab bersama dan kemampuan masing-masing, Kesepakatan Paris menyerukan sasaran untuk menahan peningkatan temperatur rata-rata global di bawah dua derajat Celsius di atas tingkat pra-industri dan perjuangan untuk membatasi kenaikan temperatur 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.
"Ini adalah titik balik dalam sejarah manusia yang mempersatukan kita semua dalam upaya menahan kenaikan temperatur rata-rata global di bawah dua derajat tingkat pra-industri dan untuk melancarkan upaya guna membatasi kenaikan 1,5 derajat Celsius," kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua.
"Kesepakatan ini kembali menegaskan nilai multilateralisme dalam menangani tantangan global."
Sidang Majelis Umum mengucapkan selamat kepada Prancis, Presiden Konferensi itu, atas keberhasilannya mengendalikan proses tersebut dan semua pihak yang menghadiri Konvensi atas sikap konstruktif dan tekad mereka untuk mencapai hasil tersebut, kata pernyataan itu.
"Kesepakatan ini meletakkan dasar untuk mencapai tranformasi ke emisi rendah dan ekonomi global yang tahan terhadap pengaruh ikim," kata pernyataan tersebut.
"Kesepakatan ini menunjukkan peralihan yang berusaha mecapai pembangunan yang berkesinambungan dan penghapusan kemiskinan, dan pada saat yang sama melestarikan keutuhan planet untuk generasi masa depan."
"Ambisi, tindakan dan kesetaraan mesti tetap menjadi prinsip pemandu dalam tahap penting ini," kata Lykketoft.
"Saya takkan menyia-nyiakan upaya untuk terlibat bersama negara anggota dan pemegang saham lain terkait, termasuk pengusaha dan masyarakat sipil untuk meluncurkan penerapan dan menciptakan kesempatan guna mewujudkan tindakan mengenai masalah penting seperti keuangan, data, teknologi dan kemitraan."
Sidang Majelis Umum Debat Tematik Tingkat Tinggi mengenai Dicapainya Sasaran Pembangunan yang Berkesinambungan 11-12 April 2016 akan menyediakan landasan bagi gagasan baru dan pembangunan berdasarkan hasil COP21, dan akan meneliti bagaimana aksi iklim dapat mendukung pelaksanaan Sasaran Pembangunan yang Berkesinambungan, tambahnya.
(Uu.C003)
Ia mengatakan, "Kesepakatan ini kembali menegaskan nilai multilateralisme dalam menangani tantangan global."
Ia "menyambut baik pengesahan Kesepakatan Paris dalam Conference of Parties (COP21) Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim", demikian antara lain isi pernyataan yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, New York, AS, oleh juru bicaranya.
"Kesepakatan hari ini mengisyaratkan kebangkitan kembali umat manusia saat kita secara bersama menghadapi tantangan global mengenai perubahan iklim dan mengupayakan peralihan ke cara hidup yang lebih berkelanjutan yang menghormati keperluan rakyat dan planet kita," kata pernyataan tersebut.
Kesepakatan Paris mengenai Perubahan Iklim, yang bersejarah, akhirnya disahkan pada Sabtu oleh 196 Pihak dari Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) selama COP21, dengan Prancis sebagai tuan rumah.
Kesepakatan baru itu terdiri dari 31 halaman dengan 29 pasal, termasuk sasaran, peringanan, penyesuaian diri, kerugian dan kerusakan, keuangan, pembangunan dan alih teknologi, pembangunan kemampuan dan transparansi aksi serta dukungan.
Atas dasar kesetaraan dan tanggung jawab bersama dan kemampuan masing-masing, Kesepakatan Paris menyerukan sasaran untuk menahan peningkatan temperatur rata-rata global di bawah dua derajat Celsius di atas tingkat pra-industri dan perjuangan untuk membatasi kenaikan temperatur 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.
"Ini adalah titik balik dalam sejarah manusia yang mempersatukan kita semua dalam upaya menahan kenaikan temperatur rata-rata global di bawah dua derajat tingkat pra-industri dan untuk melancarkan upaya guna membatasi kenaikan 1,5 derajat Celsius," kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua.
"Kesepakatan ini kembali menegaskan nilai multilateralisme dalam menangani tantangan global."
Sidang Majelis Umum mengucapkan selamat kepada Prancis, Presiden Konferensi itu, atas keberhasilannya mengendalikan proses tersebut dan semua pihak yang menghadiri Konvensi atas sikap konstruktif dan tekad mereka untuk mencapai hasil tersebut, kata pernyataan itu.
"Kesepakatan ini meletakkan dasar untuk mencapai tranformasi ke emisi rendah dan ekonomi global yang tahan terhadap pengaruh ikim," kata pernyataan tersebut.
"Kesepakatan ini menunjukkan peralihan yang berusaha mecapai pembangunan yang berkesinambungan dan penghapusan kemiskinan, dan pada saat yang sama melestarikan keutuhan planet untuk generasi masa depan."
"Ambisi, tindakan dan kesetaraan mesti tetap menjadi prinsip pemandu dalam tahap penting ini," kata Lykketoft.
"Saya takkan menyia-nyiakan upaya untuk terlibat bersama negara anggota dan pemegang saham lain terkait, termasuk pengusaha dan masyarakat sipil untuk meluncurkan penerapan dan menciptakan kesempatan guna mewujudkan tindakan mengenai masalah penting seperti keuangan, data, teknologi dan kemitraan."
Sidang Majelis Umum Debat Tematik Tingkat Tinggi mengenai Dicapainya Sasaran Pembangunan yang Berkesinambungan 11-12 April 2016 akan menyediakan landasan bagi gagasan baru dan pembangunan berdasarkan hasil COP21, dan akan meneliti bagaimana aksi iklim dapat mendukung pelaksanaan Sasaran Pembangunan yang Berkesinambungan, tambahnya.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: