BPN: pembebasan lahan tol Cilincing-Cibitung rampung 2016
13 Desember 2015 02:58 WIB
Ilustrasi--Pekerja menggunakan alat berat meratakan tanah saat menyelesaikan pembangunan jalan tol Solo - Kertosono di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (24/11). Proyek jalan tol Solo - Ngawi - Kertosono dengan panjang 177 Kilometer tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun 2016 sebagai bagian dari pembangunan Tol Trans Jawa. (ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho)
Cikarang (ANTARA News) - Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menargetkan pembebasan lahan pembangunan Tol Cilincing-Cibitung rampung pada akhir Januari 2016.
"Pembebasan lahan ini memang sempat terbengkalai sekitar delapan tahun lamanya, namun tahun ini kembali kita lanjutkan pembebasannya," kata Kepala Kantor BPN Kabupaten Bekasi, Dirwan Dachri, di Cikarang, Sabtu.
Menurut dia, tersendatnya proses pembebasan lahan itu akibat berbagai masalah teknis, seperti perlunya pengecekan kembali penetapan lokasi pembangunan ruas Tol Cibitung-Cilincing sesuai dengan aturan.
Pihaknya memprediksi proses pembebasan lahan itu diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp900 miliar.
Menurut Dirwan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membentuk tim penilai untuk menaksir besaran harga ideal bagi pembebasan lahan.
"Tim itu akan dibentuk secara independen tanpa melibatkan unsur pemerintahan di dalamnya. Mereka akan bekerja selama satu bulan, setelah itu kami yang melakukan pembebasan lahannya," katanya.
Menurut dia, ada delapan titik yang terkena proses pembebasan lahan, di antaranya Desa Srimahi, Desa Srijaya, Desa Sukamekar dan Desa Wanajaya.
"Sedangkan yang harus dibebaskan tahap selanjutnya tersisa sepuluh desa yang tersebar dari Kecamatan Cibitung hingga Tarumajaya, dengan total keseluruhan 18 desa," katanya.
Untuk luas lahannya sekitar 230 hektare dengan panjang 29 kilometer.
"Panjang jalan tol yang akan dibangun adalah 34 kilometer, dan 29 kilometer di antaranya terdapat di Kabupaten Bekasi," katanya.
"Pembebasan lahan ini memang sempat terbengkalai sekitar delapan tahun lamanya, namun tahun ini kembali kita lanjutkan pembebasannya," kata Kepala Kantor BPN Kabupaten Bekasi, Dirwan Dachri, di Cikarang, Sabtu.
Menurut dia, tersendatnya proses pembebasan lahan itu akibat berbagai masalah teknis, seperti perlunya pengecekan kembali penetapan lokasi pembangunan ruas Tol Cibitung-Cilincing sesuai dengan aturan.
Pihaknya memprediksi proses pembebasan lahan itu diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp900 miliar.
Menurut Dirwan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membentuk tim penilai untuk menaksir besaran harga ideal bagi pembebasan lahan.
"Tim itu akan dibentuk secara independen tanpa melibatkan unsur pemerintahan di dalamnya. Mereka akan bekerja selama satu bulan, setelah itu kami yang melakukan pembebasan lahannya," katanya.
Menurut dia, ada delapan titik yang terkena proses pembebasan lahan, di antaranya Desa Srimahi, Desa Srijaya, Desa Sukamekar dan Desa Wanajaya.
"Sedangkan yang harus dibebaskan tahap selanjutnya tersisa sepuluh desa yang tersebar dari Kecamatan Cibitung hingga Tarumajaya, dengan total keseluruhan 18 desa," katanya.
Untuk luas lahannya sekitar 230 hektare dengan panjang 29 kilometer.
"Panjang jalan tol yang akan dibangun adalah 34 kilometer, dan 29 kilometer di antaranya terdapat di Kabupaten Bekasi," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: