Kota Gaza (ANTARA News) - Para pejabat Palestina pada Kamis (10/12) mengatakan Israel baru-baru ini mengurangi pengiriman bahan bangunan ke Jalur Gaza untuk membangun kembali rumah yang hancur dalam serangan militer Israel tahun lalu, dan tindakan itu bisa membahayakan pembangunan kembali.

Ribuan rumah warga Gaza rata dengan tanah akibat serangan militer 50 hari Israel, dan keputusan penguasa Israel untuk mengurangi pengiriman barang akan membuat warga menunggu lebih lama lagi untuk tinggal di rumah baru.

Tareq Lubbad, pejabat Kementerian Ekonomi yang berpusat di Gaza, mendesak pengiriman barang dilakukan sejalan dengan rencana yang disepakati dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dia juga menyatakan Israel hanya setuju memberi bahan bangunan untuk 1.500 dari 30.000 pemohon yang perlu membangun kembali rumah mereka.

Satu bulan setelah agresi militer Israel berakhir, PBB menengahi kesepakatan antara Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) dan Israel untuk mengawasi proses pengiriman bahan bangunan.

Namun, para pejabat Palestina mengeluh proses tersebut berjalan terlalu lamban.

Para pejabat Palestina mengatakan lemahnya sumbangan internasional untuk proses pembangunan kembali adalah penyebab utama tertundanya kemajuan.

Sa'eed Ammar, Wakil Menteri Perumahan di Gaza, mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa rakyat Paletina baru menerima 30 persen sumbangan yang dijanjikan oleh donor pada akhir perang.

Saat menyatakan Qatar sejauh ini telah membantu pembangunan 1.000 rumah, ia mengatakan total 10.600 rumah hancur selama agresi militer Israel.

Oktober tahun lalu, donor Arab dan internasional telah menjanjikan 5,4 miliar dolar AS untuk pembangunan kembali Jalur Gaza. (Uu.C003)