Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menuai gugatan dari partai politiknya, dan dia bisa jadi terancam didiskualifikasi dari pertarungan menuju Gedung Putih, setelah dunia marah atas ucapannya mencegah Muslim masuk ke Amerika Serikat.




Di dalam Partai Republik, ucapan dan rencana taipan itu juga menimbulkan kekacauan di kalangan pimpinannya, mulai dari pemimpin Komite Nasional Republik hingga bekas Wakil Presiden Amerika Serikat, Dick Cheney. Itu yang ditulis The Guardian, Rabu waktu setempat.




Semuanya mengutuk rencana Trump yang “sangat tidak Amerika” itu.




Saat berpidato politik di geladak USS Yorktown, beberapa hari lalu, Trump menyatakan, rencananya itu mungkin tidak pas secara politik. Sebelum sambutan dia peroleh dari hadirin, dia katakan lagi, “Tapi, saya tidak peduli…”




Secara persis, dia katakan seperti ini, “Kita (Amerika Serikat) memerlukan penutupan secara menyeluruh dan lengkap terhadap Muslim untuk memasuki Amerika Serikat sementara kita mencari tahu apa yang terjadi.”




Pernyataan Trump itu menuai reaksi juga dari dalam negerinya. Secara terpisah, juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, kepada pers, menyatakan, kampanye Trump itu hanya tong sampah dan kualitas buruk sejarah Amerika Serikat.




Pentagon juga secara tegas dan jelas menyatakan, Amerika Serikat tengah berperang melawan ISIS, bukan Islam.




Ketua DPR Amerika Serikat, Paul Ryan, menegaskan pula, pernyataan Trump itu menciderai Konstitusi Amerika Serikat. “Ini bukan konservatisme. Beberapa sahabat kita dalam memerangi kalangan Islam radikal justru Muslim,” katanya.