Sydney (ANTARA News) - Mantan perdana menteri Australia Tony Abbott menyatakan "kebudayaan itu tidak semua setara" dan mendesak Barat untuk memproklamasikan superioritasnya atas Islam.

Komentar ini mengundang kritik luas yang disebut meniru pernyataan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Abbott, yang didepak Malcolm Turnbull lewat kudeta politik Partai Liberal Party September lalu, mendesak Barat untuk "siap memproklamasikan superioritas sejati budaya kita terhadap budaya yang menghalalkan pembunuhan manusia atas nama Tuhan".

"Kita tidak bisa terus membantah masalah massif di dalam Islam," tulis dia dalam kolom opini Sydney Daily Telegraph.

Abbott, yang pernah dididik sebagai pendeta sebelum masuk politik dan pernah dijuluki "pendeta gila", menambahkan bahwa warga Australia mesti berhenti merasa bersalah atas nilai-nilai "yang membuat negeri kita bebas, jujur dan makmur".

Namun pemimpin oposisi Partai Buruh Ed Husic mengecam Abbott karena berusaha "men-Trump-isasi" politik Australia. Donald Trump belum lama ini mengusulkan orang muslim dilarang masuk ke AS.

Sementara itu Ketua Komisi HAM Australia Gillian Triggs, seperti dikutip AFP, berkata, "Kita harus benar-benar hati-hati sebelum kita membungkus pernyataan mengenai Islam sebagai agama, atau warga muslim di Australia."

Dia melanjutkan, "Kebanyakan warga muslim yang saya temui dalam tugas saya, saya mengenal mereka sungguh cinta damai dan orang dari keluarga baik-baik. Oleh karena itu saya kira kita perlu berusaha keras memahami mengapa sekelompok kecil ini menjadi begitu teradikalisasi."