Gorontalo (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat tidak mempolitisasi agama untuk kepentingan sepihak, apakah ekonomi, sosial, maupun politik.

Lebih dari itu, Menag dalam laman kemenag.go.id, mengingatkan agar jangan memicu konflik dengan mengatasnamakan agama.

Menurut Menag, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang rukun. Namun demikian, kerukunan itu bukan datang begitu saja dari langit. Kerukunan merupakan proses yang terus berlangsung, diupayakan, dan dijaga karena realitas Indonesia adalah bangsa yang majemuk.

"Kerukunan antar umat beragama bukan sesuatu yang hidup di ruang hampa. Kerukunan selalu dinamis dan tergantung pada dinamika yang berkembang di sekitarnya. Konflik yang mengataskannamakan agama semata-mata hanya mengatasnamakan agama. Tidak bisa diterima akal sehat agama dijadikan alat kita bersengketa antar sesama kita,” kata Menag saat memberikan sambutan saat membuka Acara Workshop Peningkatan Kerukunan Umat Beragama Se-Provinsi Gorontalo, Senin (7/12).

Menag mengatakan, setiap agama itu menebarkan kasih sayang. Semua agama menebarkan keselamatan, kedamaian, untuk memanusiakan manusia. Karenanya, jika agama dikatakan sebagai faktor pemicu sengketa, maka itu hanya mengatasnamakan agama saja. "Tidak ada agama yang menjadi sumber sengketa," tegas Menag.

Pembukaan Workshop Peningkatan Kerukunan Umat Beragama Se-Provinsi Gorontalo dihadiri Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo Kasim Yahiji, Direktur Pembinaan Haji, dan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Gorontalo Rusman Langke.

Menag mengapresiasi masyarakat Gorontalo karena termasuk provinsi yang mampu menjaga dan memelihara kerukunan antar umat beragama. Hal itu menurut Menag tidak terlepas dari kiprah para tokoh agama, pemimpin majelis agama, pemuka agama, serta peran dari Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang terus bersama dengan FKUB menjaga kerukunan di Gorontalo.

"Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terimakasih kepada tokoh agama, ormas keagamaan yang tentu telah berkontribusi nyata dalam menjaga ke Indonesiaan kita yang hakekatnya sangat religious," kata Menag.

Sehubungan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah pada 9 Desember mendatang, Menag berpesan agar setajam apapun persaingan antar kandidat, semangat kerukunan serta persatuan dan kesatuan tetap dikedepankan. Lebih dari itu, jangan menggunakan agama untuk hal-hal yang tidak semestinya.