Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Kebajikan Pancasila sebagai ajakan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menghentikan kekerasan dan melaksanakan kebaikan sesuai nilai-nilai Pancasila secara resmi dideklrasikan di Jakarta, Senin (7/12).
Dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa, satu deklarator Gerakan Kebajikan Pancasila Sallahudin Wahid (Gus Sholah) mengatakan, kekerasan yang terjadi di negara ini dari tahun ke tahun nampak meningkat, seperti kekerasan yang pertama terjadi didalam keluarga, kemudian kekerasan di depan publik dan ada kekerasan dalam agama.
Pengasuh Pondok pesantren Tebu Ireng Jombang Jatim itu menambahkan, kekerasan dalam segala bidang tidak akan menyelesaikan masalah. Justru kekerasan yang terjadi tidak menumbuhkan rasa kebajikan di Indonesia.
"Hal-hal kebajikan di dunia ini sangat banyak. Tentunya, jika kita berbuat baik pada semua orang akan berbuah baik pada diri kita juga," katanya.
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa saat ini, kata Gus Sholah, semakin lama terus terkikis. Lima sila dalam Pancasila tidak lagi diterapkan secara optimal oleh para elit di negara ini.
"Maka kita ke lima inisiator Gerakan Kebajikan Pancasila ingin menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dan diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, tidak ada lagi kekerasan di Indonesia," ujarnya.
Gus Sholah juga berharap, pelaksanaan Pemilukada serentak yang akan dilangsungkan Rabu (9/12) bisa berjalan aman dan lacar. "Jangan ada lagi kekerasan pasca Pilkada. Yang kalah harus legowo, dan yang menang jangan membusungkan dada," katanya.
Gerakan Kebajikan Pancasila ini diprakarsai oleh lima orang yakni Buya Syafii Maarif, Sallahudin Wahid, Sabar Mangadoe, Saifullah Mashum dan Iman Partogi HS.
Gerakan Kebajikan Pancasila dideklarasikan
8 Desember 2015 21:40 WIB
Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Sallahudin Wahid. (FOTO ANTARA/Syaiful Arif)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: