Bantul (ANTARA News) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan Desa Srimulyo dan Desa Sitimulyo di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, sebagai kawasan industri terpadu dan pariwisata.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Selasa menandai penetapan kawasan industri terpadu itu dengan menandatangani prasasti bersama Penjabat Bupati Bantul Sigit Sapto Raharjoserta dan perwakilan investor yang akan mengelola dan mengembangkan kawasan tersebut.

"Untuk di sini diharapkan satu tahun ke depan sudah dibangun kawasan industri, sehingga diharapkan pada pertengahan Juni 2017 pabrik-pabrik di sini sudah terbangun dan beroperasi," kata Sultan.

Investor yang digandeng untuk mengelola dan mengembangkan kawasan industri dan pariwisata Piyungan yakni PT Yogyakarta Isti Parama, yang menurut Sultan sudah berinvestasi di wilayah Kecamatan Kasihan Bantul.

"Sebetulnya Pak Ghozali dari PT Yogyakarta Isti Parama tidak asing di Yogyakarta, karena sudah investasi di Kasihan dengan membangun pabrik jahit pakaian boneka dengan karyawan sekitar 1.500 orang khususnya wanita," kata Sultan.

Kawasan industri terpadu dan pariwisata itu akan menempati lahan seluas seratus hektare di Sitimulyo dan Srimulyo. Menurut Sultan sudah ada beberapa pabrik yang berdiri dan beroperasi di kawasan itu.


Serapan Tenaga

Direktur PT Yogyakarta Isti Parama, Ghozali, mengatakan kawasan industri dan pariwisata di Kecamatan Piyungan ditargetkan mampu menyerap 70.000 tenaga kerja.

"Dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak ini tentu akan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan lapangan pekerjaan di wilayah DIY," kata dia.

Sultan meminta investor memprioritaskan perekrutan tenaga kerja lokal.

"Saya sudah bilang sama investor, prioritaskan tenaga kerja lokal dari wilayah Kecamatan Piyungan, kalau sudah tuntas baru (daerah) yang lain," katanya.

Ghozali menjelaskan pula bahwa efek penggandaan dari pengembangan kawasan itu akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.

Ghozali mengatakan jenis industri yang akan dikembangkan di kawasan itu adalah industri padat karya seperti kerajinan, mebel, garmen, mainan serta kemasan dari kertas dan karton.

"Semua pabrik yang berada di kawasan industri akan mengusung konsep hijau, juga jenis industri dengan tingkat polutan yang rendah, sehingga dampak negatif yang akan diberikan kepada lingkugan adalah minimal," katanya.