Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong yakin bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam negeri mampu menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang akan mulai berlaku aktif pada 1 Januari 2016.

"Saya sudah keliling ke daerah dan banyak melihat pameran UKM, saya percaya diri, banyak UKM yang punya lebih banyak cerita sukses dan melihat MEA sebagai peluang, bukan takut, merasa tertekan atau bertentangan dengan integrasi ASEAN," kata Thomas, seusai menghadiri "Apindo CEOs Gathering", di Jakarta, Senin.

Thomas mengatakan, salah satu upaya pemerintah untuk mendukung keberlangsungan usaha UKM, pemerintah telah melakukan Deregulasi dan Debirokratisasi untuk menyederhanakan proses perizinan dan menyelesaikan masalah regulasi yang tumpang tindih.

"Jadi terus terang, regulasi yang berlebihan itu memberatkan UKM. Perizinan yang panjang lebar itu juga memberatkan UKM, akibatnya banyak UKM yang berdagang diam-diam saja," ucap Thomas.

Mendag menuturkan, sesungguhnya keberlangsungan MEA tersebut sudah berjalan sejak dua tahun lalu, di mana sudah tercapai 80 persen untuk penerapan tarif nol persen. Dalam dua tahun terakhir, dari 80 persen tersebut akan ditingkatkan menjadi 92 persen.

"Yang terjadi dalam dua tahun terakhir itu hanya meningkatkan dari 80 persen integrasi ke 92 persen, itu saja. Terus terang, 1 Januari 2016 itu hanya akan seremonial saja, atau pengakuan resmi," ujar Thomas.