Luhut titikkan air mata kenang operasi penerjunan Kota Dili
7 Desember 2015 11:15 WIB
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan memberikan pidatonya pada Peringatan 40 tahun Penerjunan di Kota Dili oleh Satuan Tugas Nanggala V di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Senin (7/12/15). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan menitikan air mata saat berpidato di acara Peringatan 40 Tahun Penerjunan di Kota Dili Timor Timur di Gedung Chandrasa Grup-3 Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Senin.
"Saya bisa begini karena prajurit-prajurit kita yang sudah pergi. Itu sebenarnya yang buat saya terharu sejenak," kata Luhut dalam pidatonya.
Luhut yang termasuk dalam salah satu anggota Satgas Nanggala V Kopassandha mengenang sulitnya perjuangan saat menjalankan operasi penerjunan Kota Dili pada 7 Desember 1975.
"Satu hal yang ingin saya ungkapkan, spirit dari teman-teman yang hadir di sini tidak bisa kita lupakan. Saya sendiri merupakan salah satu yang merasa tidak tahu apa yang akan terjadi besok," kata Luhut.
Luhut yang pada saat itu berpangkat Letnan Satu menceritakan bahwa operasi dilakukan dengan persiapan yang minim dan anggota pasukan yang kelelahan.
"Kami di pesawat terbang, keluar dari pesawat bukan karena berani, tapi kelelahan yang sangat," kata Luhut.
Lebih lagi, operasi penerjunan yang membuka Operasi Seroja tersebut dilakukan dengan perubahan skenario dari yang direncanakan sejak awal.
Kendati demikian, operasi tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu tiga jam setelah penerbangan dengan menguasai tiga sasaran utama yakni pusat pemerintahan, pelabuhan, dan landasan terbang.
Sebanyak 13 orang gugur dan lima orang hilang dalam operasi tersebut.
"Saya bisa begini karena prajurit-prajurit kita yang sudah pergi. Itu sebenarnya yang buat saya terharu sejenak," kata Luhut dalam pidatonya.
Luhut yang termasuk dalam salah satu anggota Satgas Nanggala V Kopassandha mengenang sulitnya perjuangan saat menjalankan operasi penerjunan Kota Dili pada 7 Desember 1975.
"Satu hal yang ingin saya ungkapkan, spirit dari teman-teman yang hadir di sini tidak bisa kita lupakan. Saya sendiri merupakan salah satu yang merasa tidak tahu apa yang akan terjadi besok," kata Luhut.
Luhut yang pada saat itu berpangkat Letnan Satu menceritakan bahwa operasi dilakukan dengan persiapan yang minim dan anggota pasukan yang kelelahan.
"Kami di pesawat terbang, keluar dari pesawat bukan karena berani, tapi kelelahan yang sangat," kata Luhut.
Lebih lagi, operasi penerjunan yang membuka Operasi Seroja tersebut dilakukan dengan perubahan skenario dari yang direncanakan sejak awal.
Kendati demikian, operasi tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu tiga jam setelah penerbangan dengan menguasai tiga sasaran utama yakni pusat pemerintahan, pelabuhan, dan landasan terbang.
Sebanyak 13 orang gugur dan lima orang hilang dalam operasi tersebut.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: