Jakarta (ANTARA News) - Tujuh Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak pada bidang komponen otomotif tutup sepanjang 2015, kata Ketua umum Perkumpulan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif Indonesia PIKKO Rosalina Faried.
"Ada tujuh anggota saya yang mati total dari sekitar 100 anggota karena IKM komponen otomotif termasuk rentan," kata Rosalina di Bogor, Jumat.
Rosa mengatakan, ketujuh IKM yang berada di Jabodetabek itu memproduksi komponen pengepresan untuk mobil dan motor.
Menurut Rosa, fluktuasi rupiah pada 2015 mempengaruhi produksi ketujuh IKM, mengingat material pengepresan yang mereka gunakan masih impor.
"Sehingga dengan nilai tukar dollar yang tinggi, siapa yang mau impor? Selain itu, populasi stamping (pengepresan) di Indonesia itu banyak sekali. Di pasar harganya tidak sehat," kata Rosalina.
Akibat penutupan usaha itu, sekitar 500 karyawan diberhentikan dan pabrik berhenti berproduksi total.
Daya beli masyarakat yang turun juga berkontribusi terhadap penutupan pabrik karena penjualan mobil sepanjang 2015 juga turun sekitar 30 persen.
Kendati IKM dipandang sebagai sektor yang tahan banting terhadap fluktuasi kondisi ekonomi, namun tidak berlaku bagi IKM komponen otomotif.
"Hal ini karena IKM komponen seringkali tidak bisa melakukan diversifikasi produk seperti yang dilakukan IKM di sektor lain," ujar Rosa.
Tujuh usaha komponen otomotif tutup sepanjang 2015
4 Desember 2015 18:50 WIB
Ketua Umum Perkumpulan IKM Komponen Otomotif Indonesia (PIKKO) Rosalina Faried di Bogor, Jumat. (Sella Panduarsa Gareta)
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: