Jakarta (ANTARA News) - Siapa sangka pantai Lembata, gugusan Kepulauan Solor, Nusa Tenggara Timur (NTT), ternyata menyimpan berbagai jenis biota laut nan memukau, mulai dari "skeleton shrimp" dengan jumlah luar biasa banyaknya, hingga "hornshark"-- jenis hiu yang diketahui hidup di perairan Amerika Utara.
"Lembata di sisi Barat, perairannya berpasir hitam. Cocok sekali untuk penyelaman. Di sana banyak ditemukan "skeleton shrimp".
Kami juga bertemu "hornshark". Jenis hiu ini setahu kami ada di Amerika Utara, tetapi ada juga di Lembata," ungkap fotografer Muljadi Pinneng, di gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis.
Menurut travel blogger, Marischka Prudence, "skeleton shrimp" bahkan bisa ditemui saat baru menyelam sekitar 5 meter.
Selain itu masih banyak lagi biota laut yang Pinneng dan 11 rekannya, temukan dan berhasil diabadikan dalam sebuah buku berjudul "Lembata Underwater" yang diluncurkan hari ini, seperti "Mandarinfish", "Painted Frogfish", "False Clown Anemonefish", "Moon Snail", "Cuttlefish" dan "Devil Scorpionfish".
Lembata juga memiliki padang lamun (sejenis rumput laut) yang merupakan habitat dugong dan merupakan jalur lintasan migrasi berbagai paus.
Pinneng mengatakan, selama enam hari mengeksplorasi perairan Lembata, timnya berhasil menemukan 9 titik perairan Lembata yang sangat cocok dijadikan sebagai pilihan bagi mereka yang senang menyelam.
"Kalau orang mau menyelam, biasanya jika ada yang spesifik di wilayah itu, atau lokasinya bagus dan belum banyak dikunjungi orang. Lembata memenuhi dua hal itu," kata dia.
Sementara itu, Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, menuturkan, selain memiliki potensi alam bawah laut yang indah, Lembata juga menyimpan keunikan gunung Batu Tara (di pulau Kumba), yang setiap 20 menit sekali akan memuntahkan lahar panas.
Kemudian, wisata pemandangan memukau di Bukit Doa dan gunung Ile Ape Lewotolok, dan lainnya.
"Lembata memiliki keindahan potensi alam bawah laut. Wilayah ini juga tetap mempesona dengan letusan gunung Batu Tara yang setiap 20 menit sekali," tutur Eliaser dalam kesempatan yang sama.
Untuk sampai Lembata, kita dapat menempuh berbagai cara, salah satunya menggunakan pesawat dari Kupang ke Lewoleba, dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Atau menggunakan kapal dari Makassar tujuan Surabaya-Lewoleba, dengan memakan waktu tiga hari.
Menyingkap surga "Skeleton Shrimp" hingga "Hornshark"
3 Desember 2015 19:15 WIB
"Skeleton Shrimp" hasil jepretan fotografer Dewi Wilaisono dalam buku " Lembata Underwater" yang diluncurkan, Kamis (3/2), di Jakarta. (istimewa)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: