AS-Bandung kerja sama pengolahan sampah jadi energi
2 Desember 2015 19:19 WIB
Ilustrasi--Sampah Sungai Ciliwung. Petugas Dinas Kebersihan DKI Jakarta membersihkan sampah yang terbawa arus Sungai Ciliwung dan tersangkut di Jembatan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (25/11). Sampah yang terbawa dari arah hulu Sungai Ciliwung akibat luapan air sungai tersebut menghambat aliran air ke hilir. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Amerika Serikat dan pemerintah Kota Bandung menjajaki kerja sama pengolahan sampah plastik menjadi energi yang prosesnya akan dimulai pada 2016.
Hal itu dikatakan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O. Blake dalam diskusi berjudul "Selamatkan Laut Kita dari Sampah" di Pusat Kebudayaan AS @america, Jakarta, Rabu.
"Ini merupakan proyek percobaan antara pemerintah AS dan pemerintah Kota Bandung untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi sumber energi dengan tujuan mengurangi sampah di Sungai Ciliwung," kata Blake.
Kerja sama pengurangan sampah yang kini baru sampai pada tahap uji kelayakan itu dianggap perlu karena Bandung merupakan hulu Sungai Ciliwung yang sampahnya seringkali terbawa hingga Teluk Jakarta.
Amerika Serikat, kata Blake, telah secara aktif melakukan upaya pengurangan sampah di laut, salah satunya melalui kegiatan yang diinisiasi Palang Merah Amerika.
"Palang Merah Amerika merupakan pelopor pengolahan sampah organik dan plastik di Lombok. Mereka melibatkan masyarakat lokal untuk bersama-sama mencegah sampah masuk ke laut," tutur Blake.
Menurut Blake, sampah adalah isu penting terlebih setelah penelitian dari University of Georgia menunjukkan Indonesia merupakan penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dengan jumlah sampah plastik yang masuk ke laut sebanyak 1,29 juta ton pada 2010.
Studi yang dipimpin oleh Jenna Jambeck itu memperkirakan potensi sampah plastik ke laut pada 2025 mencapai 250 juta ton.
Hal itu dikatakan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O. Blake dalam diskusi berjudul "Selamatkan Laut Kita dari Sampah" di Pusat Kebudayaan AS @america, Jakarta, Rabu.
"Ini merupakan proyek percobaan antara pemerintah AS dan pemerintah Kota Bandung untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi sumber energi dengan tujuan mengurangi sampah di Sungai Ciliwung," kata Blake.
Kerja sama pengurangan sampah yang kini baru sampai pada tahap uji kelayakan itu dianggap perlu karena Bandung merupakan hulu Sungai Ciliwung yang sampahnya seringkali terbawa hingga Teluk Jakarta.
Amerika Serikat, kata Blake, telah secara aktif melakukan upaya pengurangan sampah di laut, salah satunya melalui kegiatan yang diinisiasi Palang Merah Amerika.
"Palang Merah Amerika merupakan pelopor pengolahan sampah organik dan plastik di Lombok. Mereka melibatkan masyarakat lokal untuk bersama-sama mencegah sampah masuk ke laut," tutur Blake.
Menurut Blake, sampah adalah isu penting terlebih setelah penelitian dari University of Georgia menunjukkan Indonesia merupakan penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dengan jumlah sampah plastik yang masuk ke laut sebanyak 1,29 juta ton pada 2010.
Studi yang dipimpin oleh Jenna Jambeck itu memperkirakan potensi sampah plastik ke laut pada 2025 mencapai 250 juta ton.
Pewarta: Yashinta DP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: