Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar 40 poin menjadi Rp13.807 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.847 per dolar AS.
"Mata uang dolar AS memangkas kenaikannya terhadap sebagian nilai tukar negara-negara berkembang, termasuk rupiah. Pandangan pasar terhadap ekonomi Indonesia yang relatif stabil menjadi salah satu penopang nilai tukar rupiah," kata analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar uang domestik juga diproyeksikan sudah mengantisipasi langkah bank sentral Amerika Serikat untuk menaikan suku bunga acuannya.
"Aliran dana investor asing masih akan masuk ke dalam negeri, imbal hasil investasi di Indonesia dinilai masih dapat bersaing meski Amerika Serikat menaikan suku bunganya," katanya.
Menurut dia, fundamental ekonomi Indonesia yang masih prospektif ke depannya akan menjaga laju nilai tukar rupiah bergerak stabil, apalagi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan didukung oleh paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan pemerintah.
"Diharapkan dampak dari paket kebijakan pemerintah segera terasa sehingga penguatan rupiah tidak rentan terhadap koreksi," ujarnya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa laju mata uang rupiah cenderung terbatas menyusul masih maraknya penilaian pasar terhadap bank sentral Eropa (ECB) yang akan melonggarkan kebijakan keuangannya, kebijakan itu bertolak belakang dengan bank sentral AS.
Di sisi lain, lanjut dia, laju mata uang rupiah diperkirakan juga masih relatif terbatas menanti rilis data-data makroekonomi Indonesia. Pelaku pasar diharapkan tetap mencermati sentimen baik dari eksternal maupun domestik.
Rupiah Selasa pagi menguat Rp13.807 per dolar
1 Desember 2015 10:44 WIB
Mata Uang Rupiah ( ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: