Jakarta (ANTARA News) - Banyak pengidap HIV yang masih enggan untuk membuka statusnya karena diskriminasi masih kerap terjadi termasuk dari perusahaan tempatnya bekerja.

"Banyak karyawan yang tidak berani terbuka karena takut dipecat perusahaan. Padahal dengan keterbukaan bisa memberi pengetahuan pada masyarakat dan mengubah stigma tentang HIV," kata Executive Director Indonesian Business Coalition on Aids (IBCA) Ramdani Sirait, di Jakarta, Senin.

Menurut Ramdani, edukasi mengenai HIV kepada masyarakat masih kurang sehingga membuat pandangan atas HIV masih menjadi hal yang menakutkan.

"Penting untuk mengedukasi bahwa HIV sebenarnya tidak gampang menulari seseorang. Tetapi sampai saat ini ada stigma takut tertular. Jangan sampai diskriminasi seperti itu, HIV memerlukan aktivitas tertentu yang menyebabkan tertular. Selain itu, dengan paham HIV mencegah kasus baru," jelas Ramdani.

Lebih lanjut, Ramdani menekankan perlu ada aturan larangan diskriminasi terhadap karyawan yang HIV positif dalam suatu perusahaan termasuk tidak melakukan putus kerja (PHK) terhadap karyawan yang mengidap HIV.

Ia menambahkan, perusahaan perlu melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan edukasi terhadap karyawannya.

"Masih banyak perusahaan yang mempertanyakan korelasi HIV dengan perusahaan. Bahkan kami pernah survei pemahaman HIV masih minim termasuk karyawan dalam jabatan level atas," ujar Ramdani.

Menurut Ramdani, sejumlah perusahaan yang perlu mengedukasi karyawan tentang HIV terutama perusahaan yang area kerjanya berada di pedalaman atau remote area seperti sektor pertambangan, perminyakan, perkebunan, termasuk juga transportasi, dan ekspedisi.

"Ada level manajer menganggap beli seks yang mahal lantas dikira aman. Kalau perusahaan tidak memberi edukasi, nanti tenaga kerja mereka menggunakan prostitusi, jika bisnis itu menjadi marak lalu perdagangan manusia ikut meningkat dan akhirnya berdampak juga pada kesehatan ibu dan anak," jelasnya.

Ramdani juga mengatakan sudah keharusan bagi perusahaan menyediakan fasilitas bagi karyawannya untuk menciptakan kondisi yang nyaman.

"Selain memberi edukasi, perusahaan terutama di remote area perlu melengkapi fasilitas (misal alat olahraga) agar pikiran karyawan fresh dan teralihkan," kata Ramdani.

Kategori usia produktif masih mendominasi pengidap HIV di Indonesia dengan jumlah 23.512 pada tahun 2014. Sementara itu terdapat 1.109 karyawan yang menderita AIDS.