Singapura (ANTARA News) - Harga minyak diperdagangkan di bawah 42 dolar AS di Asia, Senin, menjelang pertemuan OPEC dan rilis data tentang sektor manufaktur penting Tiongkok pekan ini.

Pasar akan mengamati, apakah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang bertemu pada 4 Desember, memangkas tingkat produksi dan mengurangi kelebihan pasokan minyak mentah yang telah menekan harga lebih dari satu tahun.

Analis mengatakan, para pedagang juga akan mengamati dua pidato penting oleh Ketua Federal Reserve Janet Yellen minggu ini untuk tanda-tanda tentang waktu kenaikan suku bunga di AS.

Data November tentang sektor industri Tiongkok akan dirilis pada Selasa, dengan para pedagang mencari petunjuk tentang kesehatan konsumen energi utama dunia itu.

Pada sekitar pukul 06.40 GMT, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik dua sen menjadi 41,73 dolar AS per barel dan minyak mentah Brent untuk Januari diperdagangkan 15 sen lebih rendah pada 44,71 dolar AS per barel.

"Kami perkirakan fokus kembali ke waktu kenaikan suku bunga AS, dengan dua pidato penting oleh Ketua The Fed Janet Yellen, pada Rabu dan Kamis," demikian Capital Economics mengatakan dalam sebuah komentar pasar, seperti diberitakan AFP.

Para analis memperkirakan kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga selama pertemuan mereka Desember, sebuah langkah yang akan meningkatkan dolar dan membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal, sehingga mengurangi permintaan dan menekan harga.

Pertemuan OPEC Jumat pekan ini diharapkan fokus pada kelebihan pasokan minyak mentah global, kembalinya minyak Iran ke pasar setelah pencabutan sanksi ekonomi barat, dan apakah kartel akan memangkas produksinya untuk meningkatkan harga.

"Namun, komentar dari menteri-menteri utama OPEC masih tampak relatif optimis. Juga, belum jelas apakah walaupun OPEC tidak memangkas target produksinya, produksi aktual akan turun, mengingat kartel sudah memproduksi di atas target saat ini," kata Capital Economics.

Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY , mengatakan pertemuan OPEC akan "menarik perhatian tentang penawaran dan permintaan di tahun depan".

(Uu.A026)