Polisi tangani keributan di tempat penampungan pengungsi Berlin
30 November 2015 15:57 WIB
Seorang imigran mengambil foto 'selfie' bersama Kanselir Jerman Angela Merkel di depan kamp pengungsian dekat Kantor Federal untuk Imigrasi dan Pengungsi setelah pendaftaran di distrik Spandau, Berlin, Jerman, Kamis (10/9). (REUTERS/Fabrizio Bensch )
Berlin (ANTARA News) - Ratusan pengungsi saling serang pada Minggu (29/11), dalam sebuah perkelahian massa di tempat penampungan di Berlin dan lebih dari 100 polisi dikerahkan untuk memulihkan ketertiban.
Insiden tersebut semakin menegaskan tantangan yang dihadapi Jerman dalam menangani ratusan ribu pendatang.
Meskipun aksi kekerasan di tempat-tempat penampungan seperti itu biasa terjadi, kekacauan di bekas bandara Tampelhof, Berlin, yang muncul saat pembagian makan siang, lebih buruk dari biasanya.
"Tampaknya ratusan orang telibat," ujar juru bicara kepolisian kepada Reuters TV. Polisi tidak menyebutkan secara pasti berapa jumlah orang yang ditahan.
Michael Elias yang bertanggung jawab di penampungan tersebut mengatakan 830 orang ditempatkan di fasilitas pengungsi itu dan sekitar 20 hingga 30 orang memulai perselisihan.
"Ini merupakan fakta sederhana mengingat banyaknya laki-laki muda pendatang di sini. Kami kemudian menarik diri karena situasinya sangat kacau," tutur dia.
Sebelumnya pada Minggu pagi, polisi dipanggil ke tempat penampungan lain di Berlin, di mana tindak kekerasan serupa memaksa 500 orang pindah dari bangunan tersebut.
Kejadian seperti itu semakin menumbuhkan skeptisisme di kalangan masyarakat Jerman tentang kebijakan menerima pengungsi.
Popularitas Kanselir Angela Merkel merosot, sebuah tanda semakin dinginnya sikap masyarakat terhadap masuknya gelombang pengungsi yang melarikan diri dari negara-negara konflik seperti Suriah.
Awal tahun ini, serikat polisi Jerman dan kelompok-kelompok hak perempuan menuduh pihak berwenang meremehkan laporan tentang pelecehan seksual bahkan pemerkosaan di penampungan pengungsi karena mereka khawatir akan serangan balasan dari para pengungsi.
Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere meminta warga Jerman untuk menghindari kecurigaan terhadap para pendatang yang diperkirakan akan mencapai satu juta orang, di negara tersebut dalam tahun ini, demikian laporan Reuters.
(Uu.Y013)
Insiden tersebut semakin menegaskan tantangan yang dihadapi Jerman dalam menangani ratusan ribu pendatang.
Meskipun aksi kekerasan di tempat-tempat penampungan seperti itu biasa terjadi, kekacauan di bekas bandara Tampelhof, Berlin, yang muncul saat pembagian makan siang, lebih buruk dari biasanya.
"Tampaknya ratusan orang telibat," ujar juru bicara kepolisian kepada Reuters TV. Polisi tidak menyebutkan secara pasti berapa jumlah orang yang ditahan.
Michael Elias yang bertanggung jawab di penampungan tersebut mengatakan 830 orang ditempatkan di fasilitas pengungsi itu dan sekitar 20 hingga 30 orang memulai perselisihan.
"Ini merupakan fakta sederhana mengingat banyaknya laki-laki muda pendatang di sini. Kami kemudian menarik diri karena situasinya sangat kacau," tutur dia.
Sebelumnya pada Minggu pagi, polisi dipanggil ke tempat penampungan lain di Berlin, di mana tindak kekerasan serupa memaksa 500 orang pindah dari bangunan tersebut.
Kejadian seperti itu semakin menumbuhkan skeptisisme di kalangan masyarakat Jerman tentang kebijakan menerima pengungsi.
Popularitas Kanselir Angela Merkel merosot, sebuah tanda semakin dinginnya sikap masyarakat terhadap masuknya gelombang pengungsi yang melarikan diri dari negara-negara konflik seperti Suriah.
Awal tahun ini, serikat polisi Jerman dan kelompok-kelompok hak perempuan menuduh pihak berwenang meremehkan laporan tentang pelecehan seksual bahkan pemerkosaan di penampungan pengungsi karena mereka khawatir akan serangan balasan dari para pengungsi.
Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere meminta warga Jerman untuk menghindari kecurigaan terhadap para pendatang yang diperkirakan akan mencapai satu juta orang, di negara tersebut dalam tahun ini, demikian laporan Reuters.
(Uu.Y013)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: