Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memastikan tidak akan menambah jumlah personel dalam operasi Camar Maleo IV di Poso.

"Tidak ada penambahan pasukan," kata Panglima TNI di Mabes TNI AU Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, terkait tewasnya satu prajurit TNI saat kontak senjata dengan kelompok teroris pimpinan Abu Wardah alias Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.

Ia mengaku pihaknya tengah mengevaluasi penembakan yang menewaskan Serka Sainudin dari satuan Ba Purir Kipan C yonif 712 Raider. Pihaknya juga masih menyelidiki penembakan tersebut.

"Kita selalu mengevaluasi setiap apa yang terjadi, seperti apa yang sedang terjadi di sana, apakah itu bagian patroli atau masuk markas (kelompok teroris di Poso)," kata Gatot.



Baca : Jaringan teroris Santoso tembak mati prajurit TNI

Menurut dia, TNI terus bekerja sama dengan kepolisian untuk menangani terorisme.

"TNI selalu bekerja sama dengan kepolisian dan BNPT, kemudian informasi tersebut kami sampaikan dan kami kembangkan pada kepolisian," jelas mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini.

Untuk melakukan pencegahan tindakan terorisme, tambah dia, TNI bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan mantan narapidana.

"Ini kami sampaikan pada Polri sehingga kami membentengi masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh gerakan terorisme," ucapnya.

Baca : Kapolri: lima warga Xinjiang terlibat jaringan Santoso

Serka Sainudin tewas tertembak di bagian kepala saat terjadi kontak senjata dengan jaringan teroris di Dusun Gayatri, Desa Meranda kecamatan Poso pesisir utara Kabupaten Poso di KM 6-7. Baku tembak terjadi sekitar pukul 09.00 WITA, Minggu (29/11).