Belgrade (ANTARA News) - Senapan serbu yang digunakan para militan ISIS dalam serangan teror Paris 13 November lalu dan kemudian disita polisi adalah buatan eks Yugoslavia, kata direktur perusahaan senjata eks Yugoslavia seperti dikutip Reuters.
Milojko Brzakovic, Direktur Pabrik Senjata Zastava di kota Kragujevac, Serbia tengah, mengatakan senapan itu dari jenis senjata serbu M70 yang merupakan tiruan dari AK47 buatan Uni Soviet, yang diproduksi pada 1987 dan 1988.
"Kami sudah memeriksa tujuh senjata, mungkin ada delapan nomor seri yang diterima dari polisi berada dalam database kami dan mendapati bahwa senjata-senjata itu dikirimkan ke depot-depot senjata di Slovenia, Bosnia dan Macedonia," kata Brzakovic kepada Reuters.
Zastava Arms, lalu disebut Zavodi Crvena Zastava, bertindak sebagai depot tunggal untuk senjata-senjata ringan untuk tentara dan polisi Yugoslavia dulu. Pabrik ini masih memasok senjata untuk pemerintah Serbia, untuk dipakai berburu dan olah raga.
Pada 1970-an dan 1990-an perusahaan ini juga menjadi eksportir besar senjata kepada sekutu-sekutu Yugoslavia di Afrika, Asia dan Timur Tengah, serta hingga kini masih mengekspor ke sejumlah pasar, termasuk Amerika Serikat.
"Pasti senjata-senjata itu buatan kami (Zastava Arms), kamilah satu-satunya yang membuat senjata itu, dan kami mempunyai nomor seri untuk apa pun yang kami produksi, namun pada 1990-an siapa pun bisa mendapatkan dari depot-depot militer," kata dia.
Di kawasan Balkan Barat beredar ratusan ribu senjata ilegal yang dimiliki perorangan dan geng-geng kriminal menyusul perang di eks Yugoslavia pada 1990-an dan setelah perang itu senjata-senjata tersebut diselundupkan ke mana-mana.
Brzakovic mengatakan polisi Prancis juga menyita pistol CZ99 9mm yang juga buatan Zastava Oruzje sejak 1980-an.
"Kami menyimpulkan pistol ini jatuh ke sebuah perusahaan yang tercatat sebagai toko senjata di Serbia dan kini polisi akan menyelidiki pembeli pertamanya dan mengikuti jejak pistol itu," katanya.
TEROR PARIS - Senjata teroris buatan Yugoslavia
28 November 2015 22:07 WIB
Paramedis bekerja di dekat jenazah korban Teror Paris di luar sebuah restoran menyusul penembakan membabibuta di ibu kota Prancis 13 November 2015. (REUTERS/Philippe Wojazer)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: