Bandung (ANTARA News) - Ormas Laskar Muda Padjadjaran menyarankan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan menegur Habib Rizieq karena memplesetkan salam khas warga sunda yang sudah dipakai berabad-abad, "sampurasun" menjadi "campur racun".

"Prilaku pimpinan Front Pembela Islam (FPI) tersebut kami nilai bisa menimbulkan potensi perpecahan antar anak bangsa sehingga kami rasa Menkopulhukam harus menegur yang bersangkutan," kata Ketua Laskar Muda Padjadjaran Tedy Subarkah di Bandung, Sabtu.

Ia menuturkan perkataan Habib Rizieq yang memplesetkan "Sampurasun" menjadi "Campur Racun" dalam sebuah ceramah di Purwakarta harus dibuktikan sengaja atau tidak saat disampaikan kepada forum.

"Kami menyarankan Pak Luhut Binsar Panjaitan sangat berhak menegur saudara Habib Rizieq atas perilaku tersebut karena menimbulkan potensi perpecahan anak bangsa yang selama ini kita bina bersama kawan-kawan Pemuda Pancasila dan masyarakat kabuyutan," kata Tedi.

Dia mengatakan setiap warga negara wajib menjaga kerukunan.

"Kami menilai sikap Habib Rizieq sangat tidak elok mengatakan sampurasun jadi campur racun dalam forum terbuka. Apalagi yang menyatakan adalah orang yang mengaku paling Islam. Semoga Habib Rizieq segera sadar dan meminta maaf kepada seluruh rakyat Jabar," ujarnya.

Menurut dia, masalah adat bukan masalah komunitas atau kelompok namun masalah adat adalah masalah akhlak, manusia harus memiliki kepribadian seperti yang sudah ditetapkan menjadi ideologi dan cita-cita bangsa.

"Sebagai bagian NKRI kami sangat meghargai yang diyakini siapa pun oleh masyarakat karena tertuang dalam UUD 45 dan digarisbawahi oleh butir-butir Pancasila," kata dia.

Desakan agar Habib Rizieq meminta maaf kepada masyarakat sunda terus berdatangan yang kali ini datang dari MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Bandung.

"Atas kasus plesetan Sampurasun menjadi Campur Racun ini maka kami meminta Habib Rizieq datang dan berdiskusi dengan kami. Sampurasun itu identitas budaya Sunda yang sangat tinggi. Cukup minta maaf, tidak lebih," kata Ketua MPC PP Kota Bandung Yayan Suherlan.

Yayan merasa wajib membela adat dari pelecehan oleh Habib Rizieq dan menyesalkan sikap mantan bos FPI ini yang disebutnya tidak mencerminkan manusia berakhlak mulia.

"Dan sebelum dia meminta maaf, kami mengimbau dan mengajak masyarakat untuk menolak Habib Rizieq. Sebagai orang yang memposisikan sebagai orang Islam, dia tidak pantas berada di bumi pertiwi," kata Yayan.