Jakarta (ANTARA News)- Kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia akan penggunaan obat antibiotik secara benar menyebabkan masyarakat salah mempresepsikan antibiotik, yang dianggap penyembuh segala penyakit sehingga masyarakat membeli antibiotik secara bebas tanpa resep dokter. Hal tersebut memicu terjadinya resistensi antibiotik.




Untuk meningkatkan pemahaman dan kesedaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) mencanangkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) saat membuka pameran pembangunan kesehatan Nasional tahun 2015 di Jakarta, JIExpo Kemayoran. Jakarta, (13/11).




Selain itu gerakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional.




Pada kesempatan terpisah Menkes mengatakan, melalui Gema Cermat, pemerintah bersama masyarakat berupaya mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan obat secara tepat dan benar.




“Kami ingin masyarakat menggunakan obat secara rasional. Minimal, dengan tidak menggunakan obat antibiotik tanpa resep dokter, ” imbuh Menkes.




Menkes menambahkan persepsi masyarakat salah dan banyaknya masyarakat yang membeli antibiotik secara bebas tanpa resep dokter dapat memicu terjadinya masalah resistensi antibiotik.




Penggunaan obat bebas secara tak terkendali dan kejadian efek samping maupun interaksi obat atau penyalahgunaan obat, seringkali terjadi pada masyarakat sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan baru.

Informasi obat yang tercantum pada kemasan obat, sering tidak diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat.




Keadaaan tersebut ditambah maraknya kasus penjualan kembali obat dari limbah rumah tangga yang dahulu pernah terjadi khususnya di DKI Jakarta. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum memahami cara penyimpanan dan pembuangan obat secara benar di rumah tangga.




Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 35,2% rumah tangga menyimpan obat yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit dan/atau gejalannya secara mandiri. Dari 35,2% rumah tangga yang menyimpan obat, 35,7% diantaranya menyimpan obat keras dan antibiotika 27,8% di antaranya menyimpan antibiotik, dan 86,1% antibiotik tersebut diperoleh tanpa resep.




Data di atas menunjukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan penggunaan obat secara bijak dan benar, ditunjukkan dengan tingginya pembelian antibiotic tanpa resep dari dokter.




Pada kesempatan yang sama Sekertaris Jenderal Kemenkes, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes mengatakan, Kemenkes juga akan melakukan intervensi kepada kurikulum pendidikan dan sosialisasi di fasilitas kesehatan.

“Karena di fasilitas kesehatan bukan hanya pada dokter saja, tapi ada perawat ada yang juga ikut memberikan pelayanan kesehatan. Nah ini juga kita bangun pengertiannya, jadi ada tanggung jawab pada bidan dan perawat. ketika dia menggunakan obat, gunakanlah secara baik, sesuai dengan aturan” ujar dr. Untung.

Berita dan Info kesehatan lebih lanjut dapat dilihat di laman http://www.depkes.go.id dan http://www.sehatnegeriku.com