DPRD: wajar masyarakat Sunda kecewa plesetan "sampurasun"
27 November 2015 12:07 WIB
Habib Rizieq Shibab. Habib Rizieq dilaporkan ke polisi karena memplesetkan salam dalam bahasa Sunda "sampurasun" menjadi "campur racun". (FOTO.ANTARA)
Bandung (ANTARA News) - Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari menilai wajar jika ada kelompok masyarakat Sunda kecewa dan tersinggung dengan petinggi Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang memplesetkan salam sunda "sampurasun" menjadi "campur racun" saat berceramah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"Iya (wajar) karena buat masyarakat Jawa Barat nilai budaya itu luar biasa penghargaannya. Jadi kalau ada ketersinggungan akan terjadi seperti itu," kata Ineu Purwadewi Sundari di Bandung, Jumat.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat itu menyayangkan plesetan "sampurasun" menjadi "campur racun" oleh Habib Riqiez tersebut.
"Kalau itu dimaknai demikian, menyayangkan sekali karena makna sampurasun megandung makna budaya yang tinggi," ujar Ineu.
Ia mengatakan dengan adanya peristiwa tersebut pihaknya meminta kepada semua elemen masyarakat untuk menghargai nilai-nilai budaya yang ada, salah satunya salam sunda "sampurasun".
"Menghargai budaya itu saya kira harus karena setiap daerah di kita memiliki budaya berbeda-beda, termasuk di tanah Sunda," ujar dia.
Ketika ditanyakan apakah wajar menuntut Habib Rizieq untuk meminta maaf kepada masyarakat Sunda karena telah memplesetkan "sampurasun" menjadi "campur racun", Ineu mengatakan hal tersebut wajar saja.
Permintaan maaf itu harapan, katanya. "Kalapun (ada) ketidakmengertian atau ketidakpahaman kemudian meminta maaf maka mereka menghargai budaya Sunda yang ada," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan peristiwa tersebut bisa menjadi pembelajaran berharga untuk semua elemen masyarakat agar tetap menghargai budaya yang ada.
"Penghargaan terhadap budaya bahasa atau apapun di daerah ini cukup tinggi, sehingga diharapkan ke depan tidak ada lagi peristiwa seperti ini terjadi lagi," kata Ineu.
"Iya (wajar) karena buat masyarakat Jawa Barat nilai budaya itu luar biasa penghargaannya. Jadi kalau ada ketersinggungan akan terjadi seperti itu," kata Ineu Purwadewi Sundari di Bandung, Jumat.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat itu menyayangkan plesetan "sampurasun" menjadi "campur racun" oleh Habib Riqiez tersebut.
"Kalau itu dimaknai demikian, menyayangkan sekali karena makna sampurasun megandung makna budaya yang tinggi," ujar Ineu.
Ia mengatakan dengan adanya peristiwa tersebut pihaknya meminta kepada semua elemen masyarakat untuk menghargai nilai-nilai budaya yang ada, salah satunya salam sunda "sampurasun".
"Menghargai budaya itu saya kira harus karena setiap daerah di kita memiliki budaya berbeda-beda, termasuk di tanah Sunda," ujar dia.
Ketika ditanyakan apakah wajar menuntut Habib Rizieq untuk meminta maaf kepada masyarakat Sunda karena telah memplesetkan "sampurasun" menjadi "campur racun", Ineu mengatakan hal tersebut wajar saja.
Permintaan maaf itu harapan, katanya. "Kalapun (ada) ketidakmengertian atau ketidakpahaman kemudian meminta maaf maka mereka menghargai budaya Sunda yang ada," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan peristiwa tersebut bisa menjadi pembelajaran berharga untuk semua elemen masyarakat agar tetap menghargai budaya yang ada.
"Penghargaan terhadap budaya bahasa atau apapun di daerah ini cukup tinggi, sehingga diharapkan ke depan tidak ada lagi peristiwa seperti ini terjadi lagi," kata Ineu.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: