Survei: Masyarakat inginkan capim KPK dari akademisi
26 November 2015 18:44 WIB
Ilustrasi--Dokumen Capim KPK. Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Destry Damayanti (kiri) menyerahkan dokumen kepada Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman (kanan) saat Rapat Dengar Pendapat di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (23/11). Pansel Calon Pimpinan KPK menyerahkan dokumen berisi rekam jejak calon pemimpin lembaga anti korupsi, termasuk hasil tes kesehatan dan kejiwaan. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Survei yang dilakukan Indonesia Corruption Watch (ICW) menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menginginkan calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berasal dari akademisi.
"Sebanyak 43,3 persen dari total responden mengatakan pimpinan KPK berasal dari akademisi, dari latar belakang dunia pendidikan," kata Firdaus Ilyas dalam "Pemaparan Temuan Survei Pandangan Masyarakat terhadap Proses Seleksi Calon Pimpinan KPK", di kantor ICW, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan survei itu melibatkan 1.500 responden dari lima kota besar yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makasar dengan total 150 kelurahan.
Sementara, sisanya antara lain 38,7 persen dari total 1.500 responden memilih latar belakang pimpinan KPK dari masyarakat sipil, sebanyak 18,3 persen memilih latar belakang kejaksaan, 17,5 persen memilih latar belakang kepolisian, sisanya memilih pimpinan KPK dari latar belakang pengacara, auditor, mantan pejabat dan lainnya.
Lebih lanjut, Firdaus mengatakan mayoritas publik menyatakan calon pimpinan KPK tidak harus dari latar belakang kejaksaan dan kepolisian.
"Sebanyak 79,4 persen tidak harus berlatar belakang kepolisian sementara, 19,9 persen yang menjawab ya harus dari latar belakang kepolisian dan sisanya 0,7 persen menyatakan tidak tahu," tuturnya.
Sementara, 73 persen dari total responden menyatakan latar belakang pimpinan KPK tidak harus berasal dari kejaksaan.
"Hanya 26,4 persen menyatakan ya harus berlatar belakang kejaksaan, sisanya 0,6 persen menyatakan tidak tahu," katanya.
"Sebanyak 43,3 persen dari total responden mengatakan pimpinan KPK berasal dari akademisi, dari latar belakang dunia pendidikan," kata Firdaus Ilyas dalam "Pemaparan Temuan Survei Pandangan Masyarakat terhadap Proses Seleksi Calon Pimpinan KPK", di kantor ICW, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan survei itu melibatkan 1.500 responden dari lima kota besar yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makasar dengan total 150 kelurahan.
Sementara, sisanya antara lain 38,7 persen dari total 1.500 responden memilih latar belakang pimpinan KPK dari masyarakat sipil, sebanyak 18,3 persen memilih latar belakang kejaksaan, 17,5 persen memilih latar belakang kepolisian, sisanya memilih pimpinan KPK dari latar belakang pengacara, auditor, mantan pejabat dan lainnya.
Lebih lanjut, Firdaus mengatakan mayoritas publik menyatakan calon pimpinan KPK tidak harus dari latar belakang kejaksaan dan kepolisian.
"Sebanyak 79,4 persen tidak harus berlatar belakang kepolisian sementara, 19,9 persen yang menjawab ya harus dari latar belakang kepolisian dan sisanya 0,7 persen menyatakan tidak tahu," tuturnya.
Sementara, 73 persen dari total responden menyatakan latar belakang pimpinan KPK tidak harus berasal dari kejaksaan.
"Hanya 26,4 persen menyatakan ya harus berlatar belakang kejaksaan, sisanya 0,6 persen menyatakan tidak tahu," katanya.
Pewarta: Martha HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: