Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli akan meluncurkan Gerakan Bersih dan Senyum (GBS) sebagai upaya mendorong sektor pariwisata.

Rizal dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, mengatakan program GBS penting dalam pengembangan sektor pariwisata yang tidak melulu hanya menyangkut pembangunan fisik, tetapi juga mental hidup bersih dan ramah dari semua kalangan masyarakat.

"Di dalam wisata itu banyak yang sifatnya budaya, terutama budaya kebersihan. Jangan mimpi bakal banyak turis kalau mencari WC bersih saja tidak ada," katanya.

Menurut mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, di lokasi wisata dunia yang terkenal seperti Italia atau Spanyol selalu ada toilet-toilet bersih.

"Makanya kita harus bangun supaya turis domestik maupun internasional nyaman, harus dengan standar toilet kering dan bersih," katanya.

Lebih lanjut, Rizal memaparkan pentingnya budaya senyum dalam mendorong sektor pariwisata. Hal itu utamanya harus dilakukan di bidang-bidang yang bersentuhan langsung dengan para wisatawan.

Meski mengakui dirinya masih jarang tersenyum, mantan Kepala Bulog itu berharap GBS bisa mendorong keramahan bangsa Indonesia sebagai upaya menyambut wisatawan.

Hal itu merujuk pada program Smile Singapore yang dibuat oleh mantan Perdana Menteri Singapura mendiang Lee Kwan Yew guna mendorong agar masyarakat di negara kecil itu bisa lebih ramah terhadap wisatawan.

"Bangsa kita ada yang doyan senyum, ada yang tidak. Di Jawa Barat tuh rata-rata doyan senyum orangnya, tapi di Danau Toba belum tentu. Orangnya keras-keras semua walaupun hatinya baik, makanya harus diajari senyum," katanya.


Di Rusunawa Marunda

Deputi IV Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan Gerakan Bersih dan Senyum akan diluncurkan pada Sabtu (28/11) di kawasan Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.

GBS di Rusunawa Marunda akan menjadi proyek percontohan atau pilot project yang berlanjut di 10 destinasi wisata baru yang dicanangkan pemerintah.

Ke-10 destinasi wisata baru itu yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Bromo (Jawa Timur), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku), Tanjung Lesung (Banten), Labuhan Bajo (Flores NTT), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung dan Yogyakarta.

"Total anggaran yang kami keluarkan untuk di Marunda Rp200 juta untuk konseling dengan tiga psikolog, pembinaan masyarakat hingga untuk keperluan tambahan seperti makanan ringan atau kursi-kursi," katanya.

Gerakan Bersih dan Senyum di Marunda akan bekerjasama dengan PT Kawasan Berikat Nusantara sebagai pihak yang terlibat langsung di wilayah tersebut.

Ada pun untuk gerakan masif di 10 destinasi wisata di seluruh Indonesia akan melibatkan pemerintah pusat dan daerah, swasta hingga kemitraan dengan negara sahabat.

Menurut Safri, GBS diharapkan bisa mendorong target kunjungan wisatawan asing dari saat ini hampir 10 juta orang menjadi 20 juta orang per tahun pada 2019.

Pemerintah juga menargetkan devisa negara dari sektor pariwisata meningkat dari 10 miliar dolar AS saat ini menjadi dua kali lipatnya pada 2019.

Begitu pula penyerapan tenaga kerja langsung di sektor tersebut yang diharapkan berlipat ganda dari 3 juta orang menjadi 7 juta orang pada 2019.

"Istilahnya, ini kita hanya trigger (pemicu) agar gerakan ini bisa menyebar ke wilayah lain. Budaya bersih dan senyum ini manfaatnya akan kembali ke masyarakat," katanya.