Jakarta (ANTARA News) - Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 dapat mencapai 6,0 persen yakni ada peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II dan III tahun 2015.

"Sejak Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinet yang pertama, pada Agustus 2015, ada perbaikan pada perekonomian nasional," kata Rizal Ramli, di Jakarta, Rabu.

Menurut Rizal, meskipun perekonomian dunia mengalami pelambatan, tapi Indonesia mampu menahan pelambatan tersebut dan dalam tiga bulan terakhir mengalami pertumbuhan 0,2 persen.

Hal ini, kata dia, menunjukkan reshuffle kabinet yang pertama, dimana para menteri pengganti yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo, terbukti dapat meningkatkan kinerja kabinet.

Pakar ekonomi itu menambahkan, perbaikan perekonomian nasional ini didorong oleh optimisme pelaku pasar, ada inisiatif dan kemampuan dari Pemerintah serta kemauan untuk melaksanakan oleh pelaku pasar.

"Pemerintah juga menerbitkan beberapa paket kebijakan ekonomi yang direspons positif oleh pelaku pasar," katanya.

Menurut Rizal, Pemerintah melakukan pemangkasan birokrasi dalam paket deregulasi.

Ia mencontohkan, perizinan yang pada pemerintahan sebelumnya baru selesai dalam waktu enam bulan, tapi saat ini dapat selesai dalam waktu satu bulan.

Pada kesempatan tersebut, Rizal juga menegaskan, akan menerapkan jurus Rajawali Bangkit yang pernah diterapkannya ketika menjadi Menko Perekonomian pada pemerintahan Presiden KH Aburrahman Wahid.

"Melalui jurus Rajawali Bangkit ini maka perekonomian nasional, dapat bangkit dari 4,7 persen menjadi 5,7 persen dan kemudian menjadi 6,0 persen," katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,67 persen pada kuartal II 2015, atau melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year) mencapai 5,12 persen.

Perekonomian nasional juga melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,71 persen secara tahunan.

Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,73 persen pada kuartal III 2015, meningkat jika dibandingkan dengan kuartal II yang hanya sebesar 4,67 persen.

Namun pertumbuhan ini melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang mencapai 5,01 persen.

Deputi Neraca Produksi BPS, Kecuk Suharyanto mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.311 triliun.

Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia terseret kondisi perekonomian global pada kuartal III 2015 yang masih melambat tapi tidak merata.