Dampak perlambatan pasar otomotif berimbas perusahaan pembiayaan
24 November 2015 18:48 WIB
Logo Baru ACC CEO Astra Credit Companies (ACC) Jodjana Jody (kanan) bersama Direktur PT Astra International Tbk Gunawan Geniusahardja (tengah) dan Chief Marketing & Sales Officer ACC Wiemia, mengangkat tangan bersama di depan logo baru ACC yang diluncurkan, di Jakarta, Selasa (15/7). Bertepatan dengan HUT ke 32, ACC meluncurkan logo baru untuk menegaskan kembali positioning sebagai lembaga pembiayaan yang lebih Terpercaya, Antusias, Responsif, Menawarkan Solusi Terbaik dan Profesional. (ANTARA FOTO/Audy Alwi)
Jakarta (ANTARA News) - Perlambatan yang terjadi pasar otomotif nasional sepanjang tahun 2015 berimbas pada aktivitas perusahaan pembiayaan di Indonesia, terutama yang fokus utamanya melayani pembiayaan otomotif.
Imbas tersebut antara lain dirasakan oleh perusahaan pembiayaan anak usaha PT Astra International Tbk, Astra Credit Companies, yang pencairannya turun sekira 19 persen selama 2015.
"Hingga bulan Oktober 2015, pencairan kami baru mencapai Rp18,7 triliun, kalau dibandingkan tahun lalu turun hampir 19 persen banyaknya," kata CEO ACC Jodjana Jody di Jakarta, Selasa.
Angka tersebut, kurang lebih setara dengan penurunan penjualan pasar otomotif nasional yang turun di kisaran 18 persen dibandingkan tahun lalu.
Seturut data penjualan wholesale mobil nasional Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Januari-Oktober 2015 baru mencapai 853.264 unit atau turun 18 persen dibandingkan pencapaian 1.037.890 unit pada periode yang sama 2014 lalu.
Jody mengatakan apabila pasar otomotif tidak kunjung bergerak, maka pihaknya hanya akan mencapai pembiayaan sebesar Rp22 triliun hingga akhir tahun 2015.
Angka tersebut terjun bebas dari pencapaian pembiayaan sebesar Rp27,5 triliun sepanjang 2014 lalu.
Oleh karena itu pihaknya menggelontorkan program Kejar Untung Akhir Tahun atau Kejutan, yang didukung empat skema pembiayaan baru yakni Kredit Mantap, Meriah, Super dan Suka.
"Kalau melihat gairah pasar otomotif sisa dua bulan terakhir 2015 ini masih datar. Kasarnya per bulan pembiayaan Rp1,6 triliun, hingga pengujung 2015 jatuhnya kami hanya mencapai Rp22 triliun. Lewat program ini, kami harapkan setidaknya bisa menembus Rp23 triliun," ujar Jody.
Jody juga mengindikasikan bahwa empat skema pembiayaan tersebut bakal diujicobakan selam setahun dan menjadi andalan ACC untuk membidik pencairan pembiayaan sebesar Rp25 triliun pada 2016 mendatang.
"Tahun depan Gaikindo masih cenderung mengatakan datar, kami sendiri menargetkan bisa mencapai Rp25 triliun dengan sokongan rangkaian empat skema baru ini," pungkasnya.
Imbas tersebut antara lain dirasakan oleh perusahaan pembiayaan anak usaha PT Astra International Tbk, Astra Credit Companies, yang pencairannya turun sekira 19 persen selama 2015.
"Hingga bulan Oktober 2015, pencairan kami baru mencapai Rp18,7 triliun, kalau dibandingkan tahun lalu turun hampir 19 persen banyaknya," kata CEO ACC Jodjana Jody di Jakarta, Selasa.
Angka tersebut, kurang lebih setara dengan penurunan penjualan pasar otomotif nasional yang turun di kisaran 18 persen dibandingkan tahun lalu.
Seturut data penjualan wholesale mobil nasional Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Januari-Oktober 2015 baru mencapai 853.264 unit atau turun 18 persen dibandingkan pencapaian 1.037.890 unit pada periode yang sama 2014 lalu.
Jody mengatakan apabila pasar otomotif tidak kunjung bergerak, maka pihaknya hanya akan mencapai pembiayaan sebesar Rp22 triliun hingga akhir tahun 2015.
Angka tersebut terjun bebas dari pencapaian pembiayaan sebesar Rp27,5 triliun sepanjang 2014 lalu.
Oleh karena itu pihaknya menggelontorkan program Kejar Untung Akhir Tahun atau Kejutan, yang didukung empat skema pembiayaan baru yakni Kredit Mantap, Meriah, Super dan Suka.
"Kalau melihat gairah pasar otomotif sisa dua bulan terakhir 2015 ini masih datar. Kasarnya per bulan pembiayaan Rp1,6 triliun, hingga pengujung 2015 jatuhnya kami hanya mencapai Rp22 triliun. Lewat program ini, kami harapkan setidaknya bisa menembus Rp23 triliun," ujar Jody.
Jody juga mengindikasikan bahwa empat skema pembiayaan tersebut bakal diujicobakan selam setahun dan menjadi andalan ACC untuk membidik pencairan pembiayaan sebesar Rp25 triliun pada 2016 mendatang.
"Tahun depan Gaikindo masih cenderung mengatakan datar, kami sendiri menargetkan bisa mencapai Rp25 triliun dengan sokongan rangkaian empat skema baru ini," pungkasnya.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: