Pekanbaru (ANTARA News) - Polresta Pekanbaru, Riau berhasil mencegah aksi anarkis oleh oknum massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang baru saja tiba dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Selasa dini hari.

Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono di Pekanbaru menjelaskan aksi anarkis tersebut dipicu saat 46 oknum HMI merasa tidak diakomodir panitia kongres HMI Indonesia di Pekanbaru.

"Kasusnya masih sama seperti massa lainnya yakni merasa panitia tidak mengakomodir mereka yang baru tiba dari sana," jelasnya.

Beruntung, petugas yang telah siaga di sekitar lokasi penyelenggaraan kongres berhasil meredam aksi massa yang sebelumnya mengancam turun ke jalan dan berbuat anarkis.

Petugas menggiring massa ke lokasi penempatan sementara di sekitar MTQ Pekanbaru yang merupakan lokasi menginap massa HMI sebelumnya.

Selain merasa tidak diakomodir panitia, massa yang terdiri dari 38 pria dan 8 perempuan itu juga sempat membuat keributan lantaran mereka tidak mampu membayar sewa bus.

"Bus yang mereka sewa menghabiskan biaya sebesar Rp6 juta, namun baru dibayar Rp2 juta. Kekurangan Rp4 juta tidak sanggup dibayar," jelas Putut.

Mereka justru melemparkan masalah pembayaran sewa bus itu ke panitia, sementara panitia saling lempar tanggung jawab.

Padahal bus yang mereka sewa harus segera menuju ke Padang, Sumatera Barat saat itu juga.

Akhirnya, lanjut Putut, petugas berupaya memediasi pembayaran bus tersebut hingga akhirnya massa bersedia iuran untuk melunasi pembayaran sewa bus.

Massa HMI di Pekanbaru yang disebut-sebut sebagai massa penggembira atau rombongan liar terus menimbulkan masalah.

Sebelumnya, Polda Riau menetapkan delapan tersangka dari oknum peserta Kongres HMI yang kedapatan membawa badik dan anak panah.

Keempat tersangka yang diamankan di Unri Gobah yakni MA, Y, ML dan AY. Seluruh tersangka diketahui berasal dari Sulawesi dan satu diantaranya berasal dari Ambon.