SIA dari AS dapat ancaman bom tapi tiba di Singapura dengan selamat
23 November 2015 01:39 WIB
Ilustrasi. Pesawat Airbus A380 milik maskapai penerbangan Singapore Airlines melesat di angkasa saat Asian Aerospace 2006 airshow di Singapura dalam foto arsip bertanggal 21 Februari 2006 ini. Singapore Airlines (SIA), maskapai terbesar kedua di dunia berdasarkan nilai pasar, mengatakan mereka menemukan retakan di sayap pesawat di dua pesawat Airbus A380 mereka, namun mereka menambahkan bahwa retakan tersebut tidak mengancam keselamatan dan perbaikan telah dilakukan. (REUTERS/Luis Enrique Ascui/Files)
Singapura (ANTARA News) - Sebuah pesawat Singapore Airlines (SIA) yang terbang dari San Fransisco, Amerika Serikat, melalui Hong Kong, menerima ancaman bom namun tiba dengan selamat tanpa insiden apa pun di Singapura, Minggu, kata kepolisian.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka melakukan pemeriksaan namun tidak ditemukan tanda mencurigakan pada pesawat ataupun penumpang, lapor AFP.
Pernyataan tersebut tidak mengatakan di mana dan bagaimana ancaman tersebut diterima.
Singapura, negara-kota yang juta merupakan mitra dekat AS di bidang militer dan ekonomi itu, menaikkan tingkat siaga keamanan segera setelah serangan 13 November di Paris oleh kelompok militan ISIS, yang menewaskan 130 orang.
Singapura merupakan pusat perkantoran dan fasilitas produksi ribuan perusahaan multinasional dan menjadi pusat transit utama penerbangan di Asia Tenggara.
Sebelumnya pada 2001, pihak berwenang menggagalkan rencana untuk mengebom AS dan target-target asing lainnya di Singapura serta menangkap beberapa warga Muslim setempat, yang dicurigai memiliki jaringan dengan milisi-milisi di kawasan.
Koran setempat, Today, mengatakan di lamannya bahwa penerbangan SIA tiba sekitar siang hari namun penumpang baru diizinkan untuk turun satu setengah jam kemudian, sementara pengeluaran bagasi tertunda karena pemeriksaan keamanan.
Menurut keterangan penumpang, pesawat berhenti dan parkir di daerah terpencil sekitar bandara, dan para penumpang akhirnya diangkut dengan bus ke terminal.
Sebuah pesawat Turkish Airlines yang terbang dari New York menuju Istanbul juga dialihkan ke Kanada pada Minggu karena ada ancaman bom, namun polisi mengatakan tidak ada bahan peledak yang ditemukan.
(Uu.M053/T008)
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka melakukan pemeriksaan namun tidak ditemukan tanda mencurigakan pada pesawat ataupun penumpang, lapor AFP.
Pernyataan tersebut tidak mengatakan di mana dan bagaimana ancaman tersebut diterima.
Singapura, negara-kota yang juta merupakan mitra dekat AS di bidang militer dan ekonomi itu, menaikkan tingkat siaga keamanan segera setelah serangan 13 November di Paris oleh kelompok militan ISIS, yang menewaskan 130 orang.
Singapura merupakan pusat perkantoran dan fasilitas produksi ribuan perusahaan multinasional dan menjadi pusat transit utama penerbangan di Asia Tenggara.
Sebelumnya pada 2001, pihak berwenang menggagalkan rencana untuk mengebom AS dan target-target asing lainnya di Singapura serta menangkap beberapa warga Muslim setempat, yang dicurigai memiliki jaringan dengan milisi-milisi di kawasan.
Koran setempat, Today, mengatakan di lamannya bahwa penerbangan SIA tiba sekitar siang hari namun penumpang baru diizinkan untuk turun satu setengah jam kemudian, sementara pengeluaran bagasi tertunda karena pemeriksaan keamanan.
Menurut keterangan penumpang, pesawat berhenti dan parkir di daerah terpencil sekitar bandara, dan para penumpang akhirnya diangkut dengan bus ke terminal.
Sebuah pesawat Turkish Airlines yang terbang dari New York menuju Istanbul juga dialihkan ke Kanada pada Minggu karena ada ancaman bom, namun polisi mengatakan tidak ada bahan peledak yang ditemukan.
(Uu.M053/T008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: