Paris (ANTARA News) - Para penggemar klub Belgia, Ghent, dilarang menghadiri pertandingan Liga Champions melawan tuan rumah Lyon pada Selasa, sebagai hasil dari serangan-serangan teroris yang menewaskan 130 orang di Paris pada 13 November.
Kementerian dalam negeri Prancis mengumumkan, alasan utama mencegah para penggemar dari Belgia menghadiri pertandingan di Stade Gerland adalah pada saat ini kekuatan polisi tengah dipecah, ketika mereka sedang berupaya untuk melindungi keamanan nasional.
Belgia juga sedang dalam kondisi waspada penuh terhadap serangan teroris setelah satu orang pria yang terlibat dalam serangan-serangan mengerikan, yang menghantam Paris, dilaporkan terbang ke Brussel.
"Serangan-serangan pada 13 November telah meningkatkan peringatan keamanan ke level tertinggi terhadap ancaman terorisme dan kekuatan-kekuatan keamanan tidak dapat dialihkan pada prioritas ini untuk mengatasi masalah-masalah terkait tingkah laku para penggemar," demikian bunyi pernyataan itu.
Terdapat pula sejarah kekerasan antara penggemar kedua klub, yang memaksa Menteri dalam negeri melarang para penggemar melakukan perjalanan dari Senin pukul 12.00 siang waktu setempat (11.00 GMT) sampai Selasa tengah malam (23.00 GMT) pada Selasa.
Para penggemar dari kedua klub bertikai pada pertemuan pertama di fase grup pada 16 September di Belgia, dan lebih banyak masalah diperkirakan berpeluang terwujud pada pertandingan Selasa.
Kekerasan terkait sepakbola bukan merupakan hal janggal di Lyon dan terdapat masalah serius pada 22 Januari 2013, ketika para penggemar Tottenham Hotspur diserang di pusat kota pada pertandingan Liga Europa, serta insiden-insiden sepanjang pertandingan-pertandingan melawan Marseille, Lens, dan Valenciennes.
Para penggemar tim tamu juga dilarang hadir pada pertandingan-pertandingan Ligue 1 dan Ligue 2 pada akhir pekan ini, kembali karena peningkatan kebutuhan pasukan keamanan di seantero negeri.
Para penggemar Ghent dilarang hadiri pertandingan di markas Lyon
22 November 2015 20:17 WIB
Seorang polisi membantu korban bersimbah darah dekat aula konser Bataclan, di Paris, Prancis, 14 November 2015. (REUTERS/Philippe Wojazer)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: