Mendagri mewakili Presiden hadiri pelepasan jenazah Paku Alam
22 November 2015 14:29 WIB
Sejumlah abdi dalem membawa peti jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri Paduka Pakualam IX saat pelepasan jenazah pada prosesi pemakaman di Ndalem Ageng, Komplek Puro Pakualaman, Yogyakarta, Minggu (22/11). Sri Paduka Pakualam IX yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu meninggal di usia 77 tahun pada hari Sabtu (21/11) karena sakit. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Yogyakarta (ANTARA News - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mewakili Presiden Joko Widodo menghadiri upacara pelepasan jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam IX di Puro Pakualaman, Minggu.
Selain Tjahjo Kumolo, hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Tjahjo Kumolo dalam sambutannya mengatakan Presiden beserta keluarga menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam IX.Presiden Jokowi, kata dia, berhalangan hadir karena saat ini masih ada tugas negara di Malaysia.
"Atas nama Presiden Joko Widodo dan pribadi presiden beserta keluarga menyampaikan rasa duka yang mendalam," kata dia.
Tjahjo mengatakan, selama ini pemerintah menilai almarhum sebagai wakil gubernur dengan ketauladanan dan dedikasi yang baik. Hal itu ditunjukkan dengan komitmen menjalankan roda pemerintahan di Yogyakarta bersama Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.
"Beliau selama tiga keli menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mewujudkan tata kelola pemerintahan yang mempunyai jati diri dan mempunyai ciri khas yang ada di DIY," kata dia.
Oleh sebab itu, ia mengatakan, atas nama pemerintah pusat menyampaikan penghargaan atas pengabdian KGPAA Paku Alam IX selama menjabat sebagai Wakil Gubernur DIY.
"Pengabdian almnarhum yang selama ini dilakukan dengan sepenuh hati ditujukan untuk kepentingan masyarakat daerah bangsa dan negara," kata Tjahjo Kumolo.
Selain dihadiri perwakilan dari pemerintah pusat, acara pelepasan jenazah dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dan kelyarga, puluhan pejabat daerah, kerabat Puro Paku Alaman, serta ratusan masyarakat Yogyakarta.
Sebelum jenazah diberangkatkan menuju tempat peristirahatan di Astana Girigondo, Kecamatan Temon, Kulon Progo, didahului dengan upacara tlusupan yang dilakukan seluruh putra beserta cucu almarhum.
Prosesi tlusupan merupakan upacara sebagai bentuk penghormatan dan mendoakan bagi orang yang telah meninggal.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan dawuh Kawedanan Hageng Kadipaten Pakualaman berisi pernyataan kesiapan putra mahkota Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo sebagai pewaris tahta menggantikan ayahandanya.
Selain Tjahjo Kumolo, hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Tjahjo Kumolo dalam sambutannya mengatakan Presiden beserta keluarga menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam IX.Presiden Jokowi, kata dia, berhalangan hadir karena saat ini masih ada tugas negara di Malaysia.
"Atas nama Presiden Joko Widodo dan pribadi presiden beserta keluarga menyampaikan rasa duka yang mendalam," kata dia.
Tjahjo mengatakan, selama ini pemerintah menilai almarhum sebagai wakil gubernur dengan ketauladanan dan dedikasi yang baik. Hal itu ditunjukkan dengan komitmen menjalankan roda pemerintahan di Yogyakarta bersama Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.
"Beliau selama tiga keli menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mewujudkan tata kelola pemerintahan yang mempunyai jati diri dan mempunyai ciri khas yang ada di DIY," kata dia.
Oleh sebab itu, ia mengatakan, atas nama pemerintah pusat menyampaikan penghargaan atas pengabdian KGPAA Paku Alam IX selama menjabat sebagai Wakil Gubernur DIY.
"Pengabdian almnarhum yang selama ini dilakukan dengan sepenuh hati ditujukan untuk kepentingan masyarakat daerah bangsa dan negara," kata Tjahjo Kumolo.
Selain dihadiri perwakilan dari pemerintah pusat, acara pelepasan jenazah dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dan kelyarga, puluhan pejabat daerah, kerabat Puro Paku Alaman, serta ratusan masyarakat Yogyakarta.
Sebelum jenazah diberangkatkan menuju tempat peristirahatan di Astana Girigondo, Kecamatan Temon, Kulon Progo, didahului dengan upacara tlusupan yang dilakukan seluruh putra beserta cucu almarhum.
Prosesi tlusupan merupakan upacara sebagai bentuk penghormatan dan mendoakan bagi orang yang telah meninggal.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan dawuh Kawedanan Hageng Kadipaten Pakualaman berisi pernyataan kesiapan putra mahkota Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo sebagai pewaris tahta menggantikan ayahandanya.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: