Yogyakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga Penguasa Puro Pakualaman Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam IX (77) telah berpulang ke Rahmatullah, hari ini.

Paku Alam IX yang lahir di Yogyakarta pada 7 Mei 1938 itu wafat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Yogyakarta pada Sabtu pukul 15.10 WIB karena sakit.

"Kepergian beliau meninggalkan duka tidak hanya bagi kerabat Puro Pakualaman tetapi juga masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dan Indonesia," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.

Menurut Haedar, Paku Alam IX yang terlahir dengan nama BRMH Ambarkusumo adalah pejabat dan pemimpin bersahaja nan rendah hati. Dia begitu baik dan hangat kepada siapa pun.

Meskipun pejabat dan pemimpin, Paku Alam IX sangat menghormati dan menghargai semua orang tak terkecuali, selain berhubungan baik dengan berbagai kalangan, termasuk warga Muhammadiyah.

"Beliau merupakan pejabat dan pemimpin yang memberikan teladan kepada rakyatnya. Beliau merupakan tipe orang yang tidak banyak bicara tetapi banyak kerja dan pengabdi rakyat yang setia," kata Haedar.

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPRD DIY Eko Suwanto mengatakan Paku Alam IX adalah tokoh nasional yang memberi rakyatnya teladan selagi menunaikan tugas-tugasnya sebagai Wakil Gubernur DIY dengan sangat baik.

"Beliau juga pribadi yang rendah hati dan bersahabat dengan seluruh lapisan masyarakat," kata Eko.

Dia yakin masyarakat kehilangan pemimpin yang bersih, baik, sederhana, dan jujur ini.

"Kita sangat kehilangan sosok pemimpin dan bapak yang mengayomi dan melindungi rakyat," kata Eko.

Paku Alam IX adalah putera tertua pasangan KGPAA Paku Alam VIII - KBRAy Purnamaningrum.

Dia menikahi Gusti Kanjeng Ratu Ayu Adipati Paku Alam untuk kemudian dikarunia tiga anak, yakni Wijoseno Hariyo Bimo, Hariyo Seno, dan Hariyo Danardono.

Beliau dinobatkan sebagai KGPAA Paku Alam IX menggantikan mendiang ayahnya KGPAA Paku Alam VIII pada 26 Mei 1999.

Pada 2003, dia diangkat menjadi Wakil Gubernur DIY mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Pernapasan akut

Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Muhammad Safak Hanung, mengatakan Paku Alam IX masuk rumah sakit sejak Minggu sore (15/11) karena gangguan pernapasan akut, langsung masuk ruang ICU.

"Beliau dirawat di ruang ICU karena perlu dimonitor secara ketat. Pada Selasa (16/11) siang kondisi beliau semakin kurang baik, kemudian dipasang alat bantu pernapasan," kata Muhammad.

Meskipun telah dipasangi alat bantu pernapasan, kondisi kesehatan Paku Alam IX naik turun.

Tim dokter telah berusaha maksimal, tetapi Tuhan berkehendak lain, dan hari ini pukul 15.10 WIB Paku Alam IX telah meninggalkan dunia untuk selamanya.

Kepala Bagian Humas Pemerintah DIY Iswanto mengatakan jenazah Paku Alam IX dibawa dari RSUP Dr Sardjito ke Puro Pakualaman untuk disemayamkan.

Jenazah tiba di Puro Pakualaman pukul 18.15 WIB tadi.

"Jenazah Paku Alam IX disemayamkan terlebih dahulu di Puro Pakualaman agar keluarga, kerabat, dan masyarakat dapat memberikan penghormatan sebelum dimakamkan," kata Iswanto.

Ketua Hudiyono Yogyakarta Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Kusumo Parasto mengatakan jenazah Paku Alam IX akan dimakamkan di Pemakaman Giri Gondo, Kecamatan Temon, Kulon Progo, DIY.

"Sebelum dimakamkan akan dilaksanakan upacara pelepasan jenazah di Puro Pakualaman, tetapi waktu tepatnya saya belum tahu, mungkin besok (Minggu, 22/11)," kata Iswanto.