Fahri Hamzah indikasikan tolak perpanjangan kontrak Freeport
21 November 2015 00:25 WIB
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tengah melayani permintaan wawancara dengan awak media di Pendopo Kabupaten Aceh Barat di Meulaboh, Kamis (19/11/2015). (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Meulaboh, Aceh Barat (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, mengindikasikan bahwa dirinya menolak renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia untuk mengeksploitasi tambang di Papua.
Hal itu tersirat dari salah satu bagian dalam kuliah umum yang ia sampaikan saat mengunjungi Universitas Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat, pada Jumat, dengan tema "Pendidikan untuk Memperkokoh Jati Diri Bangsa".
"Saya sebetulnya tidak mau banyak berkomentar soal Freeport ini, tapi saya itu mempertanyakan kenapa sedikit-sedikit mereka itu perpanjang kontrak," katanya di hadapan mahasiswa Bumi Rencong tersebut.
"Kalau terus menerus diperpanjang itu, bagaimana kita bisa mengelola sendiri?" ujarnya melanjutkan.
Padahal menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera itu, pertambangan emas itu bukan sesuatu yang terlalu canggih.
"Tambang emas itu teknologi kampungan, tidak ada sedikitpun sophisticated-nya, cuma keruk-keruk tanah dikumpulkan lalu dicari emasnya," kata Fahri.
Fahri lantas bercerita masa-masa ia masih tumbuh di kampung halamannya, Sumbawa Nusa Tenggara Barat, dan pernah menjalani kegiatan sebagai penimbang emas yang menerima hasil dari para penambanh tradisional.
"Memang mencari emas itu teknologinya begitu-begitu saja, begitu-begitu saja kok ya terus perpanjangan. Mentalitasnya di mana?" pungkas Fahri.
Hal itu tersirat dari salah satu bagian dalam kuliah umum yang ia sampaikan saat mengunjungi Universitas Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat, pada Jumat, dengan tema "Pendidikan untuk Memperkokoh Jati Diri Bangsa".
"Saya sebetulnya tidak mau banyak berkomentar soal Freeport ini, tapi saya itu mempertanyakan kenapa sedikit-sedikit mereka itu perpanjang kontrak," katanya di hadapan mahasiswa Bumi Rencong tersebut.
"Kalau terus menerus diperpanjang itu, bagaimana kita bisa mengelola sendiri?" ujarnya melanjutkan.
Padahal menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera itu, pertambangan emas itu bukan sesuatu yang terlalu canggih.
"Tambang emas itu teknologi kampungan, tidak ada sedikitpun sophisticated-nya, cuma keruk-keruk tanah dikumpulkan lalu dicari emasnya," kata Fahri.
Fahri lantas bercerita masa-masa ia masih tumbuh di kampung halamannya, Sumbawa Nusa Tenggara Barat, dan pernah menjalani kegiatan sebagai penimbang emas yang menerima hasil dari para penambanh tradisional.
"Memang mencari emas itu teknologinya begitu-begitu saja, begitu-begitu saja kok ya terus perpanjangan. Mentalitasnya di mana?" pungkas Fahri.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: