"Youre done with the past, but the past is not done with you." (Anda telah selesai dengan masa lalu, tetapi masa lalu belum selesai dengan Anda).

Film "The Gift" mengungkapkan sebuah kisah yang dimulai dengan premis, apakah masa lalu seseorang bisa menghantui kembali orang tersebut pada masa mendatang?

Alkisah, seorang sepasang suami istri memutuskan untuk membeli sebuah rumah di pinggiran kota Los Angeles.

Sejak awal telah digambarkan bahwa hubungan keduanya adalah sebuah hubungan yang harmonis. Sang suami, Simon Callum (Jason Bateman) meniupkan embun di jendela dan menggambarkan lambang hati untuk menunjukkan rasa cintanya kepada sang istri, Robyn Callum (Rebecca Hall).

Untuk mengisi rumah yang baru mereka beli, mereka memutuskan melakukan sejumlah belanja di tengah kota.

Saat berbelanja tersebut, pasangan tersebut bertemu dengan seseorang yang menatap dengan tatapan tajam kepada mereka.

Diketahui selanjutnya bahwa sosok yang menatap tajam itu adalah Gordon "Gordo" Mosley (Joel Edgerton), yang merupakan sahabat lama Simon, karena mereka berdua bersekolah di tempat yang sama.

Ternyata pertemuan itu tidak berakhir sampai di situ, karena Gordo ternyata mengetahui alamat persis tempat tinggal keluarga Callum.

Saat Simon sedang berada di kantor dan Robyn sendirian di rumah, tiba-tiba Gordo datang dan berkunjung ke kediaman Callum.

Tidak hanya itu, beberapa kali pula Gordo mengirimkan hadiah kepada pasangan tersebut.

Simon lalu mengungkapkan kisah kepada Robyn bahwa pada masa kecilnya, teman-teman di sekolahnya kerap menjuluki Gordo sebagai "The Weirdo Gordo" (Gordo Ganjil).

Robyn tidak suka dengan hal tersebut dan menyatakan "Kids, kids are mean." (anak-anak itu kerap kejam), yang lalu dibalas sang suami, "Kids are honest." (anak-anak itu jujur).

Sejak awal film ini dimulai, sang sutradara Joel Edgerton (yang juga berperan sebagai Gordo) sukses dalam membangun atmosfir kepada penonton bahwa Gordo merupakan sosok yang aneh.

Seiring berjalannya film berdurasi 108 menit itu, penonton lamban laun dituturkan kepada sebuah penggalan demi penggalan, terutama dari masa lalu Simon dan Gordo, yang akhirnya bisa menjelaskan keseluruhan isi film.

Pujian layak dilayangkan kepada Edgerton, yang selain berperan sebagai Gordo dan juga merupakan sang sutradara, juga merupakan penulis skenario dari film bergenre thriller tersebut.

Hebatnya lagi, film "Thre Gift" ini merupakan debut atau film yang pertama kali disutradarai oleh aktor berkebangsaan Australia itu.

Bagi para penonton yang lebih menyukai tampilan visual atau efek komputer nan canggih serta cerita yang simpel dan mudah ditebak, maka "The Gift" barangkali tidak akan memberi kepuasan bagi Anda.

Namun, bagi para penikmat film yang menyukai kekokohan skenario dan film yang tidak menampilkan pertarungan "si baik melawan si jahat", maka film ini layak untuk dicoba ditonton.