Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia hingga akhir kuartal III tahun 2015 yang telah mencapai 302,4 miliar dolar Amerika Serikat masih aman.

"Hingga akhir kuartal III ULN Indonesia jika melihat beberapa indikator yang ada, masih berada di bawah ambang batas (treshold) namun kita tetap mewaspadainya," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowati di Kompleks Bank Indonesia (BI) Jakarta, Jumat.

Beberapa indikator yang menjadi landasan BI untuk menyatakan posisi ULN Indonesia dalam kategori aman antara lain indikator ULN jangka pendek terhadap total ULN yang mengalami perbaikan di triwulan sebelumnya yaitu di angka 18,7 persen.

"ULN jangka pendek terhadap total utang pada kuartal III 2015 ini mencapai 18,6 persen, ini mengalami perbaikan dibanding kuartal sebelumnya. Jika telah melampaui 18,9 persen itu yang bahaya," ujarnya.

Indikator selanjutnya yaitu posisi ULN terhadap Pendapatan Domestik Bruto pada kuartal III 2015 yang meningkat tipis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dari 34,5 persen menjadi 34,9 persen dengan tresholdnya pada kisaran 51,1 persen.

"Peningkatan tersebut seiring dengan masih tingginya kebutuhan untuk external financing. Namun, posisi ini masih jauh di bawah threshold waspada," katanya.

Indikator berikutnya yaitu dilihat dari posisi ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan juga masih jauh dari ambang batas waspada, meski proporsinya meningkat seiring turunnya penerimaan transaksi berjalan.

"ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan itu threshold-nya 170,7 persen. Sekarang kita berda di 157,7 persen yang meningkat dari 153 persen pada kuartal sebelumnya. Walaupun kita tahu ekspor kita juga menurun," ujarnya.

Indikator terakhir adalah posisi cadangan devisa dibandingkan dengan ULN jangka pendek yang masih aman meskipun terpantau menurun pada kuartal III 2015 ini di angka 181,1 persen dari 190 persen pada triwulan sebelumnya.

"Untuk indikator ini statusnya waspada tahun depan kita harus mewaspadai posisi ULN seiring dengan pulihnya kondisi ekonomi," kata Hendy.

Dia menegaskan penarikan utang jangan dianggap buruk sepanjang indikatornya masih dalam kisaran aman maka hal itu dapat dijustifikasi.

"Utang tersebut tidak apa-apa selama pendanaan dalam negeri belum mencukupi karena kegiatan ekonomi memiliki kebutuhan untuk proses produksi pengembangan investasi dan lainnya," kata Hendy.

Dari informasi yang dihimpun Antara, posisi ULN pemerintah dan Bank Indonesia pada kuartal III tahun 2015 tercatat senilai 134,2 miliar dolar AS atau turun 0,29 persen dari kuartal II tahun 2015 yang senilai 134,6 miliar dolar AS.

Namun, posisi utang pemerintah dan Bank Indonesia pada kuartal III tahun 2015 tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan kuartal III tahun 2014 yang senilai 132,9 miliar dolar AS.

Sementara itu, untuk ULN swasta pada September 2015 tercatat 168,2 dolar atau turun 1 persen dari kuartal sebelumnya yang menginjak di angka 169,9 miliar dolar AS.

Bila dibanding dengan posisi utang swasta pada kuartal III di tahun 2014, ULN swasta mengalami peningkatan 4,11 persen dari posisinya di kala itu di angka 161,55 miliar dolar AS.