UTU paparkan rencana pembangunan ke pimpinan DPR
19 November 2015 18:03 WIB
Rektor Universitas Teuku Umar Jasman J. Maaruf (kedua dari kanan) tengah menjelaskan mengenai maket masterplan pembangunan universitas yang dipimpinnya kepada Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah (kanan) di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (19/11/2015). (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Meulaboh, Aceh Barat (ANTARA News) - Pihak rektorat Universitas Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat, memaparkan rencana besar pembangunan universitas tersebut saat menerima kunjungan kerja Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, Kamis.
Rektor UTU Jasman J. Maaruf menuturkan semenjak diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri oleh Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada April 2014 silam universitas tersebut mengusung industri agro dan maritim sebagai poros besar pengembangannya.
"Apa yang sudah kami miliki dan tengah diupayakan sekarang merupakan satu kesatuan besar yang poros utamanya untuk mengembangkan kajian industri agro dan maritim," kata Jasman.
UTU memiliki visi sebagai universitas yang menjadi sumber inspirasi dan model keilmuan pengembangan bisnis industri agro dan maritim pada di tingkat regional pada 2025, nasional pada 2040 dan global pada 2060.
Guna mencapai hal tersebut, pihak UTU mengajukan rencana besar pembangunan kampus dan fasilitas pendidikan di Meulaboh, di antaranya dengan sebuah rancangan gedung perkuliahan yang menyatu tentunya dengan tak lupa mencantumkan simbolisme identik Teuku Umar yakni peci kepemilikannya yang digunakan sebagai desain sebuah gedung di komplek megaproyek tersebut.
Selain itu dalam megaproyek itu juga terdapat sebuah masjid kampus dan taman serbaguna bernama Taman Baitussaladdin, atau taman raja-raja.
Seluruh perencanaan pembangunan UTU tersebut terpampang dalam maket yang berada di lantai dasar Gedung Rektorat UTU.
Fahri Hamzah mengatakan bahwa UTU sebagai salah satu peninggalan terakhir masa kepresidenan Yudhoyono dan dengan membawa semangat serta niat yang baik pengembangannya harus mendapat dukungan positif secara terus menerus termasuk dalam urusan anggaran.
"UTU ini bukan hanya berarti bagi masyarakat Meulaboh, Aceh Barat atau Aceh saja, sebab dengan mengusung nama besar pahlawan nasional, Teuku Umar, tentunya ini berarti bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu proyek pengembangan yang dilakukan harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan," kata Fahri.
Rektor UTU sempat menyebutkan bahwa proyek tersebut bakal menelan anggaran sekira Rp1 triliun.
Rektor UTU Jasman J. Maaruf menuturkan semenjak diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri oleh Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada April 2014 silam universitas tersebut mengusung industri agro dan maritim sebagai poros besar pengembangannya.
"Apa yang sudah kami miliki dan tengah diupayakan sekarang merupakan satu kesatuan besar yang poros utamanya untuk mengembangkan kajian industri agro dan maritim," kata Jasman.
UTU memiliki visi sebagai universitas yang menjadi sumber inspirasi dan model keilmuan pengembangan bisnis industri agro dan maritim pada di tingkat regional pada 2025, nasional pada 2040 dan global pada 2060.
Guna mencapai hal tersebut, pihak UTU mengajukan rencana besar pembangunan kampus dan fasilitas pendidikan di Meulaboh, di antaranya dengan sebuah rancangan gedung perkuliahan yang menyatu tentunya dengan tak lupa mencantumkan simbolisme identik Teuku Umar yakni peci kepemilikannya yang digunakan sebagai desain sebuah gedung di komplek megaproyek tersebut.
Selain itu dalam megaproyek itu juga terdapat sebuah masjid kampus dan taman serbaguna bernama Taman Baitussaladdin, atau taman raja-raja.
Seluruh perencanaan pembangunan UTU tersebut terpampang dalam maket yang berada di lantai dasar Gedung Rektorat UTU.
Fahri Hamzah mengatakan bahwa UTU sebagai salah satu peninggalan terakhir masa kepresidenan Yudhoyono dan dengan membawa semangat serta niat yang baik pengembangannya harus mendapat dukungan positif secara terus menerus termasuk dalam urusan anggaran.
"UTU ini bukan hanya berarti bagi masyarakat Meulaboh, Aceh Barat atau Aceh saja, sebab dengan mengusung nama besar pahlawan nasional, Teuku Umar, tentunya ini berarti bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu proyek pengembangan yang dilakukan harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan," kata Fahri.
Rektor UTU sempat menyebutkan bahwa proyek tersebut bakal menelan anggaran sekira Rp1 triliun.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015
Tags: